Fluktuasi Harga Beras Picu Sorotan: Mentan Indikasikan Peran Distribusi

Fenomena paradoksal mewarnai pasar beras nasional. Di tengah ketersediaan stok yang memadai, harga beras justru menunjukkan tren peningkatan, memicu pertanyaan dan analisis mendalam dari berbagai pihak.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya dinamika harga beras pada Mei 2025. Meskipun harga di tingkat penggilingan mengalami penurunan tipis sebesar 0,01% dibandingkan bulan sebelumnya, namun secara tahunan terjadi kenaikan sebesar 2,37%. Data menunjukkan harga beras di penggilingan pada Mei 2025 berada di angka Rp 12.733 per kilogram, sedikit lebih rendah dibandingkan bulan April yang mencapai Rp 12.734 per kilogram.

Sebaliknya, pada tingkat grosir dan eceran, harga beras justru mengalami kenaikan. BPS mencatat harga beras di tingkat grosir pada Mei 2025 sebesar Rp 13.735 per kilogram, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang berada di angka Rp 13.728 per kilogram. Sementara itu, harga beras di tingkat konsumen mencapai Rp 14.784 per kilogram pada Mei 2025, juga mengalami kenaikan dibandingkan bulan April yang mencatatkan harga Rp 14.754 per kilogram.

Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menyoroti adanya potensi praktik yang kurang sehat dalam sistem distribusi beras. Ia menduga adanya peran pihak perantara atau middleman yang memperpanjang rantai pasok beras, yang pada akhirnya berdampak pada kenaikan harga di tingkat konsumen. Menurutnya, harga di tingkat produsen (penggilingan) relatif stabil, bahkan cenderung mengalami penurunan.

"Harga di tingkat hulu turun, tetapi di hilir naik sedikit. Apakah Anda mengerti maksudnya? Jika harga di petani turun, di grosir juga turun, lalu di tingkat eceran naik, menurut Anda apa penyebabnya? Itu adalah permainan harga. Silakan tulis itu. Jadi, ada peran middleman di sini," ujar Amran di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, pada Senin, 2 Juni 2025.

Untuk mengatasi permasalahan ini, Mentan Amran mengumumkan rencana peluncuran Koperasi Merah Putih di setiap desa. Inisiatif ini bertujuan untuk memangkas rantai pasok beras dengan menghilangkan peran middleman, sehingga diharapkan harga beras dapat lebih terjangkau bagi konsumen.

"Ke depannya, fungsi Koperasi Merah Putih adalah untuk memotong rantai pasok yang saat ini kami hitung mencapai delapan tahap, menjadi hanya tiga tahap, yaitu dari produsen, koperasi, langsung ke pembeli," jelas Amran. Dengan demikian, pemerintah berharap dapat menstabilkan harga beras dan memastikan ketersediaan pangan yang terjangkau bagi seluruh masyarakat.

Berikut adalah poin-poin penting yang disampaikan Menteri Pertanian terkait permasalahan harga beras:

  • Peran Distribusi: Mentan menyoroti peran distribusi beras yang memengaruhi harga di tingkat konsumen.
  • Koperasi Merah Putih: Pemerintah akan meluncurkan Koperasi Merah Putih untuk memangkas rantai pasok dan menekan harga beras.
  • Pemangkasan Rantai Pasok: Rantai pasok beras akan dipangkas dari delapan tahap menjadi hanya tiga tahap.

Inisiatif pemerintah ini diharapkan dapat memberikan solusi konkret terhadap fluktuasi harga beras dan memastikan ketersediaan pangan yang terjangkau bagi seluruh masyarakat Indonesia.