Target Iklim 2040 Uni Eropa: Penasihat Minta Hindari Jalan Pintas Kredit Karbon

Uni Eropa (UE) menghadapi seruan penting dari para penasihat independennya terkait target iklim 2040. Di tengah perdebatan internal mengenai ambisi dan implementasi kebijakan lingkungan, Dewan Penasihat Ilmiah Eropa untuk Perubahan Iklim (ESABCC) memberikan peringatan keras terhadap potensi pelonggaran target dan penggunaan berlebihan kredit karbon internasional.

Komisi Eropa dijadwalkan untuk mengusulkan target pengurangan emisi gas rumah kaca yang mengikat secara hukum pada Juli mendatang. Target awal yang dipertimbangkan adalah pemangkasan sebesar 90% pada tahun 2040, dibandingkan dengan tingkat emisi tahun 1990. Namun, tekanan dari berbagai pihak, termasuk beberapa pemerintah negara anggota, mendorong Brussels untuk mempertimbangkan opsi yang lebih akomodatif bagi industri domestik, termasuk mengandalkan kredit karbon internasional untuk menutupi selisih pengurangan emisi yang diperlukan.

ESABCC dengan tegas menentang pendekatan ini. Mereka berpendapat bahwa penggunaan kredit karbon internasional, meskipun dalam jumlah terbatas, dapat mengalihkan investasi yang sangat dibutuhkan untuk transformasi industri dan infrastruktur di dalam UE sendiri. Dalam analisis target iklim 2040 yang dirilis pada Senin, 2 Juni 2025, ESABCC menyatakan bahwa penggunaan kredit karbon, bahkan sebagian, dapat mengurangi potensi penciptaan nilai ekonomi regional dengan mengalihkan sumber daya dari transformasi ekonomi UE yang seharusnya menjadi prioritas.

Kredit karbon internasional memungkinkan negara-negara UE untuk membeli kredit dari proyek-proyek pengurangan emisi di luar wilayah mereka, seperti restorasi hutan di negara-negara berkembang. Kredit ini kemudian dapat diklaim sebagai bagian dari pencapaian target pengurangan emisi UE. Meskipun pendukung mekanisme ini berpendapat bahwa kredit karbon dapat membantu membiayai proyek-proyek penting di negara berkembang, sejumlah pejabat UE tetap skeptis, terutama karena pengalaman masa lalu dengan kredit murah yang manfaat lingkungannya dipertanyakan.

UE sendiri telah melarang penggunaan kredit karbon internasional di pasar karbonnya sejak 2013, setelah ditemukannya sejumlah besar kredit murah yang dianggap tidak memberikan dampak lingkungan yang signifikan dan menyebabkan harga karbon anjlok.

Terlepas dari tantangan geopolitik, potensi tarif dari Amerika Serikat, dan harga energi yang tinggi, ESABCC merekomendasikan pengurangan emisi bersih sebesar 90-95% pada tahun 2040. Target ini dianggap realistis dan sejalan dengan tujuan global untuk mencegah dampak perubahan iklim yang lebih parah.

Untuk mencapai target ambisius ini, sektor energi UE harus hampir sepenuhnya bebas emisi pada tahun 2040, dan industri yang menghasilkan banyak polusi harus segera beralih ke sistem berbasis listrik. ESABCC menekankan bahwa transisi ini akan memberikan banyak manfaat, termasuk:

  • Menurunnya penyakit akibat polusi
  • Meningkatnya investasi untuk modernisasi industri
  • Penguatan ketahanan energi dengan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil impor.

Posisi ESABCC ini menempatkan Uni Eropa pada persimpangan jalan. Keputusan yang diambil dalam beberapa bulan mendatang akan menentukan lintasan UE dalam memerangi perubahan iklim dan dampaknya terhadap ekonomi dan masyarakatnya.