Rentetan Kecelakaan di GT Ciawi 2: Sorotan Tajam pada Pembenahan Sistemik

Tragedi Berulang di Gerbang Tol Ciawi 2: Pertanyaan tentang Pengawasan dan Tanggung Jawab

Kecelakaan maut kembali terjadi di ruas tol Jagorawi, tepatnya di Gerbang Tol (GT) Ciawi 2, memicu keprihatinan mendalam. Insiden yang melibatkan sebuah truk yang diduga mengalami masalah pengereman hingga menabrak fasilitas tol ini, sekali lagi menyoroti masalah keselamatan transportasi yang krusial.

Berulang kali kecelakaan serupa terjadi, dengan penyebab utama yang seringkali dikaitkan dengan masalah rem pada truk. Hal ini menimbulkan pertanyaan mendasar: apakah langkah-langkah pencegahan dan pengawasan yang ada sudah memadai? Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, menyoroti bahwa pembahasan mengenai rem blong seolah tak pernah usai, dengan kambing hitam yang selalu sama: pengemudi, perawatan kendaraan yang kurang, dan praktik ODOL (Over Dimension Over Load).

Sony Susmana juga menyayangkan bahwa kejadian berulang ini seolah tidak mendorong pemerintah dan pemangku kepentingan untuk berbenah secara serius. Menurutnya, meski pembenahan di tingkat hulu (seperti penertiban ODOL dan peningkatan standar perawatan kendaraan) belum optimal, langkah antisipatif di hilir, seperti pengawasan dan pengamanan yang ketat di lapangan, menjadi krusial.

Urgensi Peran Pemerintah dan Stakeholder dalam Mengatasi Akar Masalah

Lebih lanjut, Sony menekankan bahwa pemerintah dan stakeholder terkait memiliki wewenang dan tanggung jawab besar dalam meminimalkan risiko kecelakaan. Ia mempertanyakan efektivitas pengawasan terhadap truk-truk yang melintas, terutama yang berpotensi melanggar aturan. Pertanyaan mendasar dari masyarakat adalah, ke mana petugas saat truk bermasalah melintas? Langkah apa yang diambil ketika melihat potensi pelanggaran?

Sony juga memberikan imbauan kepada para pengendara lain untuk selalu waspada dan rutin mengecek kondisi sekitar melalui kaca spion. Ia menyarankan untuk segera menghindar jika ada truk di belakang, terutama di area gerbang tol. Selain itu, ia menyarankan agar sebisa mungkin menghindari memasuki gerbang tol khusus kendaraan besar, karena risiko tertabrak dari belakang lebih tinggi.

Tragedi di GT Ciawi 2 ini adalah pengingat yang menyakitkan bahwa keselamatan di jalan tol adalah tanggung jawab bersama. Diperlukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem yang ada, peningkatan pengawasan yang efektif, dan penegakan hukum yang tegas untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. Ini bukan hanya tentang mencari kambing hitam, tetapi tentang membangun sistem transportasi yang lebih aman dan bertanggung jawab.

Berikut beberapa saran yang diberikan oleh ahli keselamatan:

  • Peningkatan Pengawasan: Pemerintah dan stakeholder terkait harus meningkatkan pengawasan terhadap kendaraan berat, terutama terkait dengan praktik ODOL dan kondisi teknis kendaraan.
  • Penegakan Hukum yang Tegas: Pelanggaran terhadap aturan lalu lintas dan standar keselamatan harus ditindak tegas untuk memberikan efek jera.
  • Edukasi Pengemudi: Program edukasi keselamatan berkendara perlu ditingkatkan untuk para pengemudi, khususnya pengemudi kendaraan berat.
  • Perbaikan Infrastruktur: Infrastruktur jalan tol, termasuk gerbang tol, perlu dirancang dan dipelihara dengan mempertimbangkan aspek keselamatan.
  • Kesadaran Pengendara: Pengendara lain juga perlu meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan saat berada di jalan tol, terutama di sekitar kendaraan berat.

Dengan tindakan yang komprehensif dan terkoordinasi, diharapkan tragedi serupa tidak akan terulang kembali dan jalan tol dapat menjadi sarana transportasi yang aman dan nyaman bagi semua.