Geliat Sektor Pariwisata Jakarta: PHRI Serukan Peningkatan Event untuk Hindari Gelombang PHK di Industri Perhotelan

Kondisi menantang tengah dihadapi industri perhotelan di Jakarta, dengan ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) yang membayangi. Menanggapi situasi ini, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jakarta menyatakan dukungan penuh terhadap inisiatif pemerintah provinsi untuk meningkatkan frekuensi dan variasi acara (event) di ibu kota.

Ketua DPD PHRI Jakarta, Sutrisno Iwantono, menyampaikan bahwa pemerataan lokasi penyelenggaraan event menjadi kunci. Ia menekankan pentingnya penyebaran event di berbagai wilayah Jakarta, seperti Jakarta Pusat, Selatan, Timur, dan Barat, agar manfaatnya dapat dirasakan secara luas oleh seluruh pelaku industri.

"Idealnya event-event itu dilaksanakan secara merata. Di Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Barat. Jadi semua bisa mendapatkan manfaat," ujar Sutrisno.

Harapan dari peningkatan jumlah event ini adalah meningkatnya kunjungan wisatawan dan tingkat hunian hotel. Dengan lebih banyak event, diharapkan wisatawan akan memperpanjang masa tinggal mereka di Jakarta, yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan hotel dan mengurangi tekanan untuk melakukan PHK.

Sutrisno mengungkapkan bahwa ancaman PHK di sektor perhotelan sudah sangat nyata. Tingkat hunian hotel yang rendah memaksa pengelola untuk merumahkan sebagian karyawan. Ia memperkirakan bahwa PHK dapat mencapai 10 hingga 30 persen dari total karyawan hotel.

"Jika tingkat hunian hanya 40 persen, tentu tidak dibutuhkan tenaga kerja sebanyak biasanya. Konsekuensinya, jumlah tenaga kerja harus dikurangi," jelasnya.

Beberapa faktor disinyalir menjadi penyebab penurunan tingkat hunian hotel dan ancaman PHK. Salah satunya adalah penurunan daya beli masyarakat. Selain itu, efisiensi anggaran yang dilakukan oleh pemerintah juga berdampak pada industri perhotelan, terutama terkait dengan kegiatan meeting dan konferensi yang biasanya diadakan di hotel.

"Penghematan anggaran pemerintah juga menjadi faktor. Karena kegiatan meeting di hotel sudah berkurang. Ditambah lagi dengan kenaikan biaya produksi, seperti PBB, yang kami mohon untuk dapat dikurangi," kata Sutrisno.

Sebelumnya, Gubernur Jakarta, Pramono Anung, telah menegaskan komitmennya untuk meminimalisir ancaman PHK di sektor perhotelan. Salah satu langkah yang diambil adalah dengan memperbanyak event di Jakarta.

"Kami memperbanyak event. Jika diperhatikan, event di Jakarta saat ini sangat banyak, mulai dari acara lari yang bisa 3 atau 4 kali dalam sebulan, hingga event musik baru seperti Soundfest. Java Jazz juga tetap ada," ujar Pramono.

Pramono meyakini bahwa dengan peningkatan jumlah event, industri perhotelan dapat bertahan dan terhindar dari gelombang PHK yang lebih besar.

Berikut adalah beberapa jenis event yang dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan:

  • Festival musik
  • Pameran seni dan budaya
  • Kompetisi olahraga
  • Konferensi internasional
  • Acara kuliner

Dengan kerjasama antara pemerintah dan pelaku industri, diharapkan sektor perhotelan di Jakarta dapat melewati masa sulit ini dan kembali tumbuh dan berkembang.