Proyek Drainase Pademangan Sebabkan Kerusakan Jaringan Air Bersih Warga
Proyek pembangunan drainase sepanjang 268 meter di kawasan Pademangan Barat, Jakarta Utara, menuai keluhan warga. Pasalnya, proyek yang baru berjalan dua minggu ini diduga telah menyebabkan kerusakan pada jaringan pipa air bersih milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang mengaliri rumah-rumah warga.
Menurut penuturan Soyo, salah seorang warga RT 01 RW 08, sedikitnya delapan rumah mengalami gangguan aliran air akibat proyek tersebut. Kerusakan pipa ini berdampak signifikan pada aktivitas sehari-hari warga yang bergantung pada pasokan air bersih dari PDAM. Soyo menambahkan, lima rumah yang terdampak berlokasi di RT 01, sementara tiga lainnya berada di RT 05.
"Sebelumnya, saya sudah berinisiatif memindahkan pipa air di rumah saya untuk menghindari risiko kerusakan," ujar Soyo. "Namun, meskipun sudah dipindahkan, aliran air tetap terhenti setelah proyek drainase dimulai."
Warga lain, Teguh, mengungkapkan bahwa dirinya terpaksa terus memantau proses pengerjaan drainase di depan rumahnya. Hal ini dilakukan untuk memastikan pipanya tidak ikut rusak terkena alat berat. "Saya harus terus mengawasi, tidak bisa ditinggal. Kalau tidak, mereka akan asal mengeruk dan pipa bisa putus," ungkapnya.
Proyek drainase yang direncanakan rampung dalam dua bulan ke depan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas saluran air dan mencegah banjir di wilayah Pademangan Barat. Namun, dampak negatif yang ditimbulkan berupa kerusakan jaringan air bersih warga menimbulkan pertanyaan mengenai koordinasi dan mitigasi risiko yang dilakukan sebelum proyek dimulai.
Warga berharap pihak terkait segera mengambil tindakan untuk memperbaiki kerusakan pipa dan memastikan pasokan air bersih kembali normal. Selain itu, warga juga meminta agar kontraktor pelaksana proyek lebih berhati-hati dalam melakukan penggalian agar tidak merusak infrastruktur publik yang ada.
Permasalahan ini menyoroti pentingnya perencanaan yang matang dan koordinasi yang baik antara berbagai pihak terkait sebelum memulai proyek pembangunan. Dampak sosial dan lingkungan harus menjadi pertimbangan utama, selain manfaat yang diharapkan dari proyek tersebut.