Pemberlakuan Jam Malam Pelajar di Bandung Tuai Respon Positif Warga

Inisiatif Gubernur Jawa Barat mengenai pemberlakuan jam malam bagi pelajar mendapatkan sambutan hangat dari sejumlah warga Kota Bandung. Surat Edaran Nomor 51/PA.03/Disdik yang dikeluarkan oleh Gubernur Dedi Mulyadi, mendorong pemerintah daerah tingkat kabupaten dan kota untuk mengkoordinasikan implementasi jam malam hingga tingkat kecamatan dan desa, menjadi dasar bagi dukungan yang mengalir dari masyarakat.

Sudi, seorang warga Kopo, Bandung, menyatakan apresiasinya terhadap kebijakan ini. Ia berpendapat bahwa di era pergaulan modern yang penuh tantangan, pembatasan aktivitas di luar rumah bagi pelajar menjadi suatu kebutuhan. "Pergaulan zaman sekarang penuh dengan risiko yang sulit diprediksi. Sekuat apapun orang tua memberikan didikan moral dan mengingatkan anak untuk berhati-hati, kita tidak bisa sepenuhnya mengontrol apa yang terjadi di luar, terutama pada remaja yang masih dalam masa pencarian jati diri," ujarnya saat ditemui di Jalan Jawa.

Senada dengan Sudi, Chandra, seorang ayah yang anaknya masih duduk di bangku SMP, juga mendukung penerapan jam malam. Ia meyakini bahwa kebijakan ini akan membantu menanamkan disiplin pada anak-anak. "Saya sangat setuju, dengan adanya jam malam, anak saya bisa tidur lebih awal," ungkapnya.

Adi, warga Sukajadi, juga menyampaikan persetujuannya, terutama karena ia memiliki anak perempuan. "Saya tidak keberatan dengan jam malam, karena anak-anak saya perempuan dan memang tidak pernah keluar malam," katanya.

Nendah, warga lainnya, menambahkan bahwa di keluarganya, kedisiplinan sudah menjadi kebiasaan. Anak-anaknya harus sudah berada di rumah sebelum waktu Maghrib tiba. "Saya sangat setuju, anak-anak harus sudah berkumpul di rumah sebelum Maghrib," tegasnya.

Nendah juga menyoroti manfaat jam malam dalam melindungi anak-anak dari pengaruh negatif dan kejahatan jalanan. Ia menekankan pentingnya istirahat yang cukup bagi kesehatan mental dan fisik anak. "Malam hari adalah waktu yang tepat untuk berkumpul bersama keluarga, mempererat hubungan antara anak dan orang tua, sehingga dapat mengurangi potensi perilaku negatif. Akan lebih baik lagi jika anak-anak remaja juga mengikuti kegiatan mengaji di masjid setelah Maghrib," tambahnya.

Dukungan kuat dari masyarakat ini memberikan harapan bahwa penerapan jam malam bagi pelajar dapat menciptakan lingkungan yang lebih kondusif dan mendukung perkembangan positif anak-anak di Jawa Barat.