Calon Jemaah Haji Furoda Gigit Jari: Biaya Fantastis Berujung Gagal Berangkat
Mimpi Haji Furoda Pupus: Kisah Calon Jemaah yang Gagal ke Tanah Suci
Impian untuk menunaikan ibadah haji melalui jalur furoda, yang menjanjikan fasilitas eksklusif dan keberangkatan tanpa antrean, kini berubah menjadi kekecewaan mendalam bagi sejumlah calon jemaah. Biaya yang fantastis, mencapai ratusan juta hingga miliaran rupiah, ternyata tidak menjamin keberangkatan ke Tanah Suci tahun ini.
Kementerian Agama (Kemenag) dan Komisi VIII DPR RI telah menetapkan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) untuk tahun 2025. Sementara haji reguler yang dikelola pemerintah menawarkan biaya yang lebih terjangkau, haji furoda justru memikat dengan janji kemudahan dan kenyamanan. Namun, di balik gemerlapnya fasilitas yang ditawarkan, tersembunyi risiko yang tak terduga.
Mengenal Haji Furoda dan Perbedaannya
Haji furoda, berbeda dengan haji reguler, merupakan program haji non-kuota yang penerbitan visanya sepenuhnya bergantung pada kebijakan Pemerintah Arab Saudi. Karena sifatnya yang non-kuota, biaya haji furoda sangat bervariasi, mulai dari ratusan juta hingga miliaran rupiah, tergantung pada fasilitas dan layanan yang dijanjikan.
Berikut adalah perbedaan utama antara haji reguler dan haji furoda:
- Penyelenggara: Haji reguler diselenggarakan oleh pemerintah melalui Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Kemenag, sedangkan haji furoda dikelola oleh Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK).
- Kuota: Haji reguler memiliki kuota yang ditetapkan oleh pemerintah, sementara haji furoda tidak terikat kuota.
- Biaya: Biaya haji reguler lebih terjangkau karena disubsidi oleh pemerintah, sedangkan biaya haji furoda jauh lebih mahal karena tidak ada subsidi.
- Fasilitas: Haji furoda menawarkan fasilitas yang lebih eksklusif, seperti hotel bintang lima, makanan mewah, dan transportasi VIP.
- Waktu Tunggu: Haji reguler memiliki waktu tunggu yang bisa mencapai puluhan tahun, sedangkan haji furoda memungkinkan keberangkatan lebih cepat.
Risiko di Balik Kemudahan Haji Furoda
Salah satu risiko utama haji furoda adalah ketidakpastian penerbitan visa. Karena visanya tidak dijamin oleh pemerintah, calon jemaah haji furoda sangat bergantung pada kebijakan Pemerintah Arab Saudi. Seperti yang terjadi saat ini, banyak calon jemaah yang gagal berangkat karena visa mereka tidak diterbitkan.
Kasus serupa pernah terjadi pada tahun 2022, di mana ribuan calon jemaah haji furoda harus mengubur impian mereka karena masalah visa. Hal ini menunjukkan bahwa haji furoda, meskipun menawarkan kemudahan dan fasilitas mewah, juga menyimpan risiko yang perlu dipertimbangkan dengan matang.
Bagi calon jemaah haji, penting untuk memahami perbedaan antara haji reguler dan haji furoda, serta mempertimbangkan risiko yang mungkin terjadi sebelum memutuskan untuk memilih jalur haji tertentu. Pilihlah penyelenggara haji yang terpercaya dan memiliki reputasi baik untuk meminimalkan risiko yang tidak diinginkan.