Ekspansi Listrik Nasional: Investasi Rp 2.967 Triliun Dibutuhkan hingga 2034
Indonesia membutuhkan investasi besar untuk meningkatkan pasokan listrik secara signifikan dalam satu dekade mendatang. Proyeksi menunjukkan kebutuhan dana mencapai Rp 2.967 triliun atau setara dengan 88 miliar dollar AS hingga tahun 2034. Investasi ini bertujuan untuk menambah kapasitas pembangkit listrik sebesar 69,5 gigawatt (GW), sesuai dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2025-2034.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyampaikan bahwa total investasi yang dibutuhkan mencapai Rp 2.699 triliun untuk proyek-proyek pembangunan, ditambah Rp 268 triliun untuk pemeliharaan (capex) dan interest during construction (IDC). Prasodjo menekankan pentingnya kolaborasi untuk merealisasikan target ambisius ini. PLN tidak dapat memikul tanggung jawab sebesar ini sendirian. Oleh karena itu, partisipasi aktif dari sektor swasta melalui skema Independent Power Producer (IPP) sangat krusial.
Secara lebih rinci, dari total 69,5 GW penambahan kapasitas, PLN akan berinvestasi sebesar Rp 568 triliun untuk menghasilkan 20,4 GW, sementara IPP diharapkan berkontribusi sebesar Rp 1.566 triliun untuk 49,1 GW. Komposisi energi yang akan dihasilkan terdiri dari:
- Energi Baru Terbarukan (EBT): 42,6 GW
- Penyimpanan (Storage): 10,3 GW
- Energi Fosil: 16,6 GW
Fokus utama adalah pengembangan energi terbarukan, dengan rincian sebagai berikut:
- Energi Surya: 17,1 GW
- Energi Air: 11,7 GW
- Energi Angin: 7,2 GW
- Panas Bumi: 5,2 GW
- Bioenergi: 0,9 GW
- Nuklir: 0,5 GW
Untuk penyimpanan energi, akan dibangun:
- PLTA pumped storage: 6 GW
- Baterai: 4,3 GW
Sementara itu, pembangkit listrik berbahan bakar fosil akan mencakup:
- Gas: 10,3 GW
- Batu Bara: 6,3 GW
Pengembangan energi bersih dan terbarukan menjadi prioritas utama dalam RUPTL ini, sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi karbon dan menciptakan sistem energi yang berkelanjutan. Investasi besar ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan listrik yang terus meningkat dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.