Deflasi Berkelanjutan di Indonesia: Ancaman Resesi dan Potensi PHK Massal Meningkat
Indonesia tengah menghadapi tantangan ekonomi serius menyusul terjadinya deflasi sebesar 0,37% pada bulan Mei 2025. Data ini menambah daftar panjang deflasi yang telah terjadi sebelumnya pada bulan Januari dan Februari tahun yang sama. Kondisi ini memicu kekhawatiran di kalangan ekonom tentang potensi resesi dan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK).
Ekonom dari berbagai lembaga riset menyampaikan pandangan yang sama mengenai dampak negatif deflasi berkelanjutan. Mereka menekankan bahwa penurunan harga secara terus-menerus dapat menekan permintaan, yang pada gilirannya akan memaksa perusahaan untuk mengurangi produksi dan memberhentikan karyawan. Proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal kedua tahun 2025 yang diperkirakan masih di bawah 5% semakin memperkuat sinyal perlambatan ekonomi yang tengah berlangsung.
Para ahli ekonomi mendesak pemerintah untuk segera mengambil langkah-langkah strategis guna mengatasi situasi ini. Beberapa saran yang diajukan meliputi diversifikasi tujuan ekspor untuk mengurangi ketergantungan pada pasar tradisional, negosiasi tarif untuk melindungi industri dalam negeri, dan pemberian stimulus ekonomi yang lebih terarah. Stimulus yang diberikan juga harus tepat sasaran, terutama bagi sektor-sektor yang mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, seperti infrastruktur dan industri padat karya.
Berikut adalah beberapa langkah yang disarankan untuk mengatasi deflasi:
- Diversifikasi Tujuan Ekspor: Mengurangi ketergantungan pada pasar ekspor tertentu dengan mencari pasar baru.
- Negosiasi Tarif: Melakukan negosiasi tarif untuk melindungi industri dalam negeri dari persaingan global.
- Stimulus Ekonomi Tepat Sasaran: Memberikan stimulus ekonomi yang fokus pada sektor-sektor yang dapat menyerap banyak tenaga kerja, seperti infrastruktur dan industri padat karya.
Jika pemerintah tidak segera mengambil tindakan yang tepat, deflasi berkelanjutan ini dapat membawa dampak yang lebih buruk bagi perekonomian Indonesia, termasuk meningkatnya angka pengangguran dan penurunan kesejahteraan masyarakat.