Lonjakan Kasus COVID-19 di Thailand: Angka Kematian Lampaui Influenza dalam Sebulan Terakhir

Thailand mencatat lonjakan kasus COVID-19 yang signifikan dalam sebulan terakhir, memicu kekhawatiran di kalangan ahli kesehatan. Data terbaru menunjukkan bahwa COVID-19 menjadi penyebab kematian tertinggi dibandingkan penyakit menular lainnya di negara tersebut.

Menurut Dr. Thira Voratanarat, seorang ahli epidemiologi terkemuka, sekitar 170.000 orang telah dirawat di rumah sakit karena COVID-19 dalam sebulan terakhir, dan penyakit ini telah menyebabkan 37 kematian. Sebagai perbandingan yang mencolok, hanya satu kematian yang dilaporkan akibat influenza selama periode yang sama. Hal ini menggarisbawahi dampak serius COVID-19 pada kesehatan masyarakat Thailand.

Data dari periode 18 hingga 24 Mei menunjukkan bahwa COVID-19 terus mendominasi angka kesakitan dan kematian di Thailand. Jumlah kasus COVID-19 lima kali lebih tinggi daripada kasus diare, sepuluh kali lebih tinggi daripada kasus influenza, dan 30 kali lebih tinggi daripada kasus keracunan makanan. Fakta ini menunjukkan bahwa COVID-19 masih menjadi ancaman kesehatan yang signifikan, meskipun telah dinyatakan sebagai penyakit endemik.

Dr. Thira menekankan pentingnya untuk tidak meremehkan COVID-19 sebagai penyakit ringan, meskipun statusnya telah berubah menjadi endemik. Ia menjelaskan bahwa COVID-19 berbeda dengan flu biasa dan seringkali menimbulkan gejala yang lebih parah. Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap gejala-gejala COVID-19 dan bertindak secara bertanggung jawab untuk mencegah penyebaran virus di komunitas.

Lebih lanjut, Dr. Thira menyoroti pemantauan ketat yang dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terhadap varian LP.8.1 dan NB.1.8.1. Varian LP.8.1 saat ini menyumbang sekitar 39 persen dari infeksi di 51 negara. Sementara itu, varian NB.1.8.1 menunjukkan peningkatan yang mengkhawatirkan, dengan tingkat infeksi 10,7 persen di 22 negara.

WHO telah mengklasifikasikan NB.1.8.1 sebagai variant under monitoring (VUM) karena sifatnya yang lebih cepat menyebar atau menular dibandingkan LP.8.1. Selain itu, NB.1.8.1 juga memiliki kemampuan untuk menghindari kekebalan tubuh sekitar 1,5 hingga 1,6 kali lebih besar dibandingkan dengan perlindungan yang diberikan oleh vaksin atau infeksi sebelumnya. Situasi ini menimbulkan tantangan baru dalam upaya pengendalian COVID-19 dan memerlukan kewaspadaan yang berkelanjutan.

Berikut adalah poin-poin penting yang perlu diperhatikan:

  • Lonjakan kasus COVID-19 di Thailand menyebabkan angka kematian yang lebih tinggi dibandingkan influenza.
  • COVID-19 masih menjadi ancaman kesehatan yang signifikan meskipun telah menjadi endemik.
  • Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap gejala dan mencegah penyebaran virus.
  • WHO memantau varian LP.8.1 dan NB.1.8.1 yang berpotensi lebih menular dan mampu menghindari kekebalan tubuh.