Kementerian Agama Paparkan Strategi Armuzna dalam Rapat dengan DPR di Makkah
Menteri Agama dan jajaran Kementerian Agama hadir dalam rapat kerja bersama Tim Pengawas (Timwas) DPR di Makkah, Arab Saudi, untuk membahas persiapan dan pelaksanaan operasional haji. Fokus utama diskusi adalah strategi pergerakan jemaah haji antara Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), serta peningkatan kualitas layanan haji secara keseluruhan.
Menteri Agama mengawali pertemuan dengan menyampaikan berbagai tantangan yang dihadapi dalam penyelenggaraan haji. Ia menekankan komitmen pemerintah untuk terus berupaya mengatasi masalah-masalah yang ada. Lebih lanjut, apresiasi disampaikan kepada Timwas DPR atas dukungan dan kolaborasi dalam mencari solusi terhadap berbagai kendala yang muncul. Menteri Agama mengakui bahwa beberapa permasalahan memerlukan waktu dan upaya ekstra untuk penyelesaiannya.
Selanjutnya, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Kementerian Agama, memberikan penjelasan teknis mengenai skema pergerakan jemaah haji dari Makkah ke Arafah, kemudian ke Muzdalifah, dan dilanjutkan ke Mina. Dirjen PHU menjelaskan berbagai opsi yang disiapkan untuk mengakomodasi kebutuhan jemaah yang beragam.
Berikut adalah skema pergerakan yang akan diterapkan:
- Pergerakan ke Arafah: Seluruh jemaah haji akan diberangkatkan dari hotel mereka di Makkah menuju Arafah.
- Murur: Sekitar 33% atau 67 ribu jemaah haji akan mengikuti skema murur, yaitu melewati Muzdalifah tanpa mabit (bermalam). Kelompok ini akan memprioritaskan jemaah lansia, berisiko tinggi, obesitas, pendampingnya, serta jemaah yang sukarela memilih opsi ini.
- Mabit di Muzdalifah: Sisanya, sekitar 67% jemaah haji, akan melaksanakan mabit di Muzdalifah. Petugas haji akan melakukan penyisiran di tenda-tenda Arafah untuk memastikan tidak ada jemaah yang tertinggal sebelum pergerakan ke Muzdalifah.
- Tanazul di Mina: Sekitar 18,2% atau 37 ribu jemaah haji akan mengikuti skema tanazul di Mina, yaitu langsung kembali ke hotel setelah melaksanakan lontar jumrah. Meskipun memilih tanazul, jemaah tetap memiliki hak atas tenda di Mina, serta jaminan akomodasi dan konsumsi.
Kementerian Agama menargetkan pergerakan seluruh jemaah haji Indonesia dari Makkah ke Arafah dimulai pada tanggal 4 Juni. Pemberangkatan akan menggunakan bus kota dari hotel ke Arafah, dengan target seluruh jemaah telah berada di Arafah paling lambat tanggal 5 Juni.
Untuk memastikan kelancaran operasional, Kementerian Agama telah melaksanakan simulasi pergerakan jemaah dari Makkah ke Arafah. Diharapkan semua rencana dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, sehingga jemaah dapat menjalankan ibadah haji dengan lancar dan khusyuk.