Penambahan Rangkaian KRL Impor Diharapkan Meredakan Kepadatan Penumpang di Rute Bogor-Cikarang
Kehadiran tiga rangkaian Kereta Rel Listrik (KRL) baru yang diimpor dari Tiongkok diprediksi akan membawa dampak positif dalam mengurangi kepadatan penumpang, khususnya di jalur Bogor dan Cikarang. Jalur ini dikenal sebagai salah satu koridor dengan tingkat kepadatan penumpang tertinggi dalam jaringan Commuter Line Jabodetabek.
Menurut pengamat transportasi, penambahan armada ini signifikan karena setiap rangkaian KRL CRRC Sifang terdiri dari 12 kereta. Dengan beroperasinya tiga rangkaian, maka akan ada tambahan 36 kereta. Hal ini akan meningkatkan kapasitas angkut secara keseluruhan, mengingat sebagian armada KRL yang beroperasi saat ini masih menggunakan konfigurasi 10 atau bahkan 8 kereta per set karena keterbatasan sarana.
Meski demikian, penambahan ini lebih bersifat penggantian dan peremajaan armada yang sudah tua dan tidak lagi memenuhi standar operasional. Langkah ini belum bisa dikatakan sebagai peningkatan kapasitas angkut KRL secara signifikan. Pengoperasian KRL baru ini menandai babak baru dalam peningkatan keselamatan dan kenyamanan penumpang, serta menjadi tonggak penting dalam penggunaan sarana KRL yang lebih modern. Selama ini, operasional KRL di Indonesia didominasi oleh KRL bekas pakai dari Jepang.
PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) secara resmi mengoperasikan tiga rangkaian KRL baru untuk melayani pengguna Commuter Line Jabodetabek. Setelah melalui serangkaian sertifikasi keselamatan dan kelayakan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan, KRL baru ini dialokasikan untuk melayani rute Commuter Line Bogor (dua train set) dan Commuter Line Cikarang (satu train set).
Direktur Utama KCI menyatakan bahwa KRL impor baru ini memiliki kapasitas yang jauh lebih besar dibandingkan dengan KRL generasi sebelumnya. Setiap rangkaian mampu menampung hingga 3.400 penumpang, atau sekitar 8 persen lebih banyak dibandingkan dengan KRL lama.