Indonesia Berduka: Legenda Bulutangkis Tan Joe Hok Tutup Usia

Indonesia kehilangan salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah bulutangkisnya. Tan Joe Hok, legenda yang namanya harum di kancah internasional, menghembuskan nafas terakhir pada hari Senin, 2 Juni 2025, di Rumah Sakit Medistra.

Tan Joe Hok, yang lahir pada 11 Agustus 1937, bukan sekadar pemain bulutangkis. Ia adalah simbol kejayaan Indonesia di era awal dominasi negara ini dalam olahraga tepok bulu. Namanya abadi sebagai pebulutangkis pertama Indonesia yang meraih gelar juara di All England pada tahun 1959, sebuah pencapaian monumental yang membuka jalan bagi generasi penerus.

Kemenangan Tan Joe Hok di All England 1959 terasa semakin istimewa karena terjadi dalam partai final sesama pemain Indonesia. Ia berhadapan dengan Ferry Sonneville, dan melalui pertandingan sengit, Tan Joe Hok keluar sebagai pemenang dengan skor 15-8, 10-15, dan 15-3. Gelar ini menjadi penantian panjang bagi Indonesia, sebelum akhirnya Rudy Hartono muncul sebagai penerus kejayaan di sektor tunggal putra pada tahun 1967, dan bahkan mendominasi All England selama tujuh tahun berturut-turut (1968-1974).

Selain All England, Tan Joe Hok juga mencatatkan namanya dalam sejarah sebagai atlet Indonesia pertama yang meraih medali emas di Asian Games 1962. Ia menjadi kampiun di sektor tunggal putra, dan turut mengantarkan Indonesia meraih dominasi dengan total tiga medali emas dari cabang bulutangkis. Dua medali emas lainnya diraih oleh Minarni di sektor tunggal putri dan ganda putri (bersama Retno Kustijah).

Kecintaan Tan Joe Hok pada bulutangkis tak pernah pudar. Bahkan di usia senjanya, ia tetap mengikuti perkembangan olahraga ini. Yuni Kartika, legenda bulutangkis Indonesia, mengungkapkan bahwa Tan Joe Hok selalu antusias menyaksikan turnamen-turnamen BWF.

"Semua turnamen (rajin nonton turnamen bulutangkis). Waktu saya masih siaran tak kirimin selalu jadwalnya," kata Yuni.

"Nanti kalau dipotong, saya ditelepon. 'Ini kok enggak ada tayangannya? Aduh ada breaking news, Om. Maaf. Bagaimana sih. Begitu," Yuni menceritakan antusiasme Tan Joe Hok terhadap bulutangkis.

Kenangan manis Tan Joe Hok tentang All England selalu membekas di benaknya. Ia merasa bangga menjadi bagian dari sejarah bulutangkis Indonesia, meski momen itu terjadi puluhan tahun silam.

"Kisah itu sudah 58 tahun lalu... Buat saya yang sudah ya sudah. Saya sudah senang atas apa yang telah saya berikan terhadap bulutangkis," kata Tan Joe Hok beberapa waktu lalu.

"Bagaimana pun All England adalah turnamen bulutangkis paling tua. Bermain di sana tidak gampang. Saat itu umur saya belum genap 21 tahun. Sudah lama sekali."

"Saya masih nonton penampilan anak-anak. Perjalanan di All England memang tidak, tidak gampang," ucapnya.

Berikut adalah beberapa prestasi gemilang Tan Joe Hok:

  • Juara Piala Thomas: 1958, 1961, 1964
  • Juara All England: 1959
  • Juara Asian Games: 1962
  • Juara AS Open: 1959, 1960
  • Juara Canada Open: 1959, 1960

Kepergian Tan Joe Hok meninggalkan duka mendalam bagi dunia bulutangkis Indonesia. Namun, semangat dan dedikasinya akan terus menjadi inspirasi bagi generasi penerus untuk meraih prestasi gemilang di kancah internasional.