Prabowo dan Megawati Bertemu dalam Suasana Keakraban di Peringatan Hari Lahir Pancasila
Pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden ke-5 Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri, menjadi sorotan utama dalam upacara peringatan Hari Lahir Pancasila yang digelar di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta. Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, mengungkapkan kehangatan dan keakraban yang mewarnai pertemuan tersebut.
Momen kebersamaan itu digambarkan Muzani sebagai suasana yang penuh kekeluargaan, di mana kedua tokoh saling bertukar canda dan tawa. Bahkan, sebelum upacara dimulai, Prabowo dan Megawati terlihat saling berbisik, meskipun isi percakapan tersebut masih menjadi misteri. Kehadiran Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Wakil Presiden ke-6 RI Try Sutrisno, dan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla di ruang tunggu turut menambah suasana keakraban. Megawati juga menyempatkan diri untuk berbincang dan bercanda dengan Gibran.
Muzani menekankan bahwa momen ini menjadi simbol penting persatuan dan kebersamaan para pemimpin bangsa. Ia menilai, kesempatan para pemimpin duduk bersama, berinteraksi secara hangat, dan saling bersilaturahmi merupakan momentum yang sangat baik, terutama dalam memperingati Hari Lahir Pancasila. Pertemuan ini terjadi setelah Prabowo mengunjungi kediaman Megawati pada 7 Maret 2025.
Sebelumnya, Prabowo dan Megawati dijadwalkan untuk menghadiri acara sarasehan yang diselenggarakan oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) di kompleks parlemen. Prabowo sedianya akan menjadi pembicara sebagai Presiden RI, sementara Megawati sebagai Ketua Dewan Pengarah BPIP. Namun, keduanya batal hadir karena kesibukan masing-masing.
Ketidakhadiran Prabowo disebabkan karena baru kembali dari kunjungan ke Thailand, sementara Megawati memiliki agenda penting yang tidak dapat ditinggalkan. Acara sarasehan kebangsaan tersebut kemudian dilanjutkan dengan pidato dari Kepala BPIP Yudian Wahyudi dan Ahmad Muzani. Acara ini merupakan program kerjasama antara BPIP dan MPR RI dalam rangka memperdalam isu-isu geopolitik dan kebangsaan.