Kolaborasi istimewa antara Sejauh Mata Memandang dan Adrian Gan, yang sebelumnya memukau di panggung peragaan busana, kini hadir lebih dekat bagi para pecinta mode. Koleksi 'Antaratantrya' resmi diluncurkan dan tersedia untuk dibeli, menandai babak baru dalam perjalanan fesyen yang bertanggung jawab.

Peluncuran koleksi ini bertepatan dengan pembukaan pameran 'Dari Bumi, Untuk Bumi' yang digelar di The Space, Plaza Indonesia. Pameran ini merupakan kelanjutan dari instalasi kolaborasi Sejauh bersama Eko Nugroho dan Felix Tjahjadi yang sukses menarik perhatian publik selama tiga bulan terakhir. Dengan mengusung tema 'Merawat yang Ada, Menumbuhkan yang Baru', pameran ini menegaskan komitmen Sejauh untuk mengajak masyarakat lebih peduli terhadap dampak lingkungan dari pilihan berbusana mereka.

Chitra Subyakto, pendiri dan direktur kreatif Sejauh Mata Memandang, menekankan pentingnya konsep responsible fashion daripada sekadar sustainable fashion. Menurutnya, industri mode tidak mungkin sepenuhnya ramah lingkungan, namun dampak negatifnya dapat diminimalkan melalui berbagai upaya. Pameran ini mengajak pengunjung untuk memahami proses di balik setiap helai kain dan pakaian Sejauh Mata Memandang. Berbagai jenis kain yang digunakan, mulai dari serat alami seperti katun dan linen hingga inovasi kain daur ulang, dipamerkan secara transparan. Bahkan, sisa kain dari proses produksi pun dimanfaatkan kembali menjadi bagian dari desain baru.

Melalui visualisasi proses produksi, pengunjung dapat melihat bagaimana motif khas Sejauh Mata Memandang diterapkan melalui teknik batik tulis, batik cap, sablon tangan, dan cetak digital. Pewarnaan pun dilakukan dengan mengutamakan bahan-bahan yang lebih ramah lingkungan, seperti pewarna nabati dan pewarna sintetis bersertifikasi OEKO-TEX.

Pameran ini juga menyajikan informasi mengenai perjalanan panjang serat alami yang digunakan untuk membuat kain Sejauh Mata Memandang. Proses penanaman, pemanenan, pengolahan kapas putih, kapas coklat, serat ramie, dan serat daun nanas menjadi serat, pemintalan menjadi benang, penenunan menjadi kain, hingga perancangan menjadi pakaian dipaparkan secara detail. Proses ini melibatkan kolaborasi erat dengan petani, pengrajin, dan pelaku usaha lokal di berbagai daerah di Indonesia.

Sebagian ruang pameran didedikasikan untuk berbagai inisiatif sirkular Sejauh Mata Memandang, termasuk layanan Kembali Baik yang memungkinkan pelanggan memperbaiki pakaian mereka untuk memperpanjang usia pakainya. Selain itu, terdapat koleksi Daur (Upcycled) yang memanfaatkan sisa kain produksi menjadi karya baru yang estetis dan fungsional.

Koleksi 'Antaratantrya', hasil kolaborasi dengan Adrian Gan, menjadi daya tarik utama dalam pameran ini. Koleksi ini sebelumnya telah diperkenalkan di Plaza Indonesia Fashion Week 2024 dan mendapat sambutan positif dari publik. 'Antaratantrya' berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu Anantara (tanpa batas) dan Svatantrya (kebebasan), yang bermakna wadah kebebasan berekspresi dalam ruang yang inklusif dan bertanggung jawab terhadap bumi.

Bagi Adrian Gan, kolaborasi ini merupakan kesempatan untuk mengeksplorasi busana siap pakai, berbeda dengan ciri khasnya di dunia couture. Koleksi ini juga menjadi debutnya dalam merancang busana pria. 'Antaratantrya' terdiri dari berbagai pilihan atasan, luaran, dan bawahan yang memadukan material inovatif hasil kolaborasi Sejauh Mata Memandang dengan mitranya, seperti tenun jacquard bermotif 'Muara' dari 100 persen benang daur ulang, kain perca sisa produksi, berbagai jenis denim hasil tenun tangan, termasuk denim benang pintal tangan dan denim indigo alami, serta tenun jacquard bermotif 'Ayam' dan sulam kerancang.

Denim yang digunakan juga dilengkapi dengan fitur selvedge, yaitu tepi kain denim yang dibuat rapi agar tidak terurai. Fitur ini memerlukan waktu tenun yang lebih lama dan memberikan nilai prestise pada kain. Adrian Gan menambahkan aksen jahitan merah pada bagian luar denim selvedge untuk memberikan tampilan yang lebih menarik.