Waspada! Gelombang Panas di Aceh Ancam Kesehatan Saraf
Gelombang panas yang melanda wilayah Aceh dalam beberapa waktu terakhir menjadi perhatian serius bagi para ahli kesehatan. Suhu udara yang mencapai titik ekstrem, berkisar antara 35 hingga 36 derajat Celsius, tidak hanya menimbulkan ketidaknyamanan, tetapi juga berpotensi memicu berbagai masalah kesehatan, salah satunya adalah kekambuhan penyakit saraf langka, Miastenia Gravis.
Miastenia Gravis merupakan penyakit autoimun yang menyerang sistem saraf dan otot. Penyakit ini menyebabkan gangguan pada komunikasi antara saraf dan otot, sehingga mengakibatkan kelemahan otot yang tidak normal. Gejala awal Miastenia Gravis seringkali tidak disadari atau diabaikan, karena dianggap sebagai efek samping dari kurang tidur, stres, atau kelelahan akibat cuaca panas. Padahal, pengabaian terhadap gejala awal dapat berakibat fatal.
Menurut Nona Suci Rahayu, seorang dosen Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, gejala Miastenia Gravis dapat bermanifestasi dalam berbagai bentuk, antara lain:
- Kesulitan berbicara
- Kesulitan menelan
- Kelopak mata turun (ptosis)
- Kelemahan otot tubuh bagian atas
Peningkatan suhu tubuh akibat cuaca ekstrem dapat memperparah gejala Miastenia Gravis. Oleh karena itu, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter saraf jika mengalami gejala-gejala tersebut. Diagnosis yang tepat dan penanganan yang cepat dapat mencegah penyakit ini berkembang menjadi kondisi gawat darurat yang disebut myasthenic crisis, yaitu kegagalan pernapasan.
Pengobatan Miastenia Gravis umumnya melibatkan penggunaan obat-obatan seperti Mestinon, yang berfungsi untuk memperbaiki transmisi saraf dan meningkatkan kekuatan otot. Selain itu, penting juga untuk menghindari faktor-faktor yang dapat memicu kekambuhan, seperti paparan panas berlebih, stres, dan infeksi.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Iskandar Muda Banda Aceh menjelaskan bahwa suhu panas di Aceh disebabkan oleh rendahnya tingkat perawanan pada siang hari. Kondisi ini menyebabkan sinar matahari terasa lebih terik dan meningkatkan suhu udara secara signifikan.
Dengan demikian, masyarakat Aceh diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak kesehatan dari gelombang panas. Upaya pencegahan seperti mengonsumsi air yang cukup, menghindari aktivitas fisik berlebihan di luar ruangan, dan mengenakan pakaian yang longgar dan berwarna terang sangat dianjurkan. Jika mengalami gejala-gejala yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.