Pramono Anung Inisiasi Kompetisi Ornamen Betawi di Perbatasan Jakarta pada Agustus 2025

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana menggelar lomba ornamen Betawi di wilayah perbatasan Jakarta pada Agustus 2025. Inisiatif ini digagas oleh Gubernur Jakarta, Pramono Anung. Tujuan utama dari kompetisi ini adalah untuk memperkuat identitas budaya Betawi di ruang publik dan meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap warisan lokal.

Kompetisi ini akan melibatkan berbagai wilayah administratif di Jakarta, mulai dari tingkat kecamatan hingga kota dan kabupaten. Pramono Anung menyampaikan bahwa penilaian akan didasarkan pada penerapan ornamen-ornamen khas Betawi di berbagai fasilitas umum. Elemen-elemen seperti Gigi Balang diharapkan dapat menghiasi halte, tembok, dan infrastruktur lainnya, sehingga menciptakan suasana yang lebih kental dengan nuansa Betawi di seluruh penjuru kota.

Selain fokus pada perlombaan, Pramono Anung juga menunjukkan komitmennya terhadap pelestarian budaya Betawi melalui inisiatif lain. Ia telah menginstruksikan penggunaan nama-nama tokoh Betawi sebagai nama rumah sakit yang sedang dibangun di Jakarta. Langkah ini bertujuan untuk menghormati jasa para tokoh Betawi dan memperkenalkan mereka kepada generasi muda. Instruksi ini telah disampaikan langsung kepada Kepala Dinas Kesehatan, sehingga diharapkan dapat segera diimplementasikan.

Pramono Anung menekankan pentingnya tindakan nyata dalam melestarikan budaya Betawi, bukan hanya sekadar wacana formal. Sebelumnya, ia juga telah menyampaikan rencana untuk merenovasi gapura batas kota dan kecamatan agar lebih mencerminkan nuansa dan ornamen Betawi. Dengan demikian, identitas Betawi akan semakin terlihat jelas di seluruh wilayah Jakarta.

Menurut Pramono Anung, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2024 pasal 31 ayat 1 tentang Prioritas Adat di Jakarta Setelah Tidak Menjadi Daerah Khusus Ibu Kota, mengamanatkan prioritas utama pada pelestarian dan pengembangan adat Betawi. Sebagai tindak lanjut dari amanat tersebut, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menunjuk arsitek terbaik untuk merancang ulang konsep desain penanda batas wilayah, dengan memasukkan elemen-elemen budaya Betawi yang khas.