Dosen Asal Pamekasan Meninggal Dunia di Tanah Suci Saat Ibadah Haji Non-Prosedural

Kabar duka menyelimuti dunia pendidikan di Pamekasan, Jawa Timur. Seorang dosen Universitas Islam Madura (UIM) berinisial SM, ditemukan meninggal dunia di gurun Taniem, wilayah perbatasan Mekkah, Arab Saudi. SM diduga kuat tengah menjalankan ibadah haji secara non-prosedural dengan memanfaatkan visa non-haji.

Almarhum yang tercatat sebagai warga Desa Blumbungan, Kecamatan Larangan, Pamekasan, diketahui berangkat ke Tanah Suci pada tanggal 25 April 2025. Ia menggunakan visa ziarah multiple untuk memasuki Arab Saudi. Niatnya untuk berhaji di luar jalur resmi ini ternyata telah diketahui oleh rekan-rekannya, termasuk Rektor UIM, Ahmad Asir.

Sebelum keberangkatannya, Ahmad Asir telah berupaya mengingatkan SM mengenai risiko besar yang mungkin dihadapi. Mengingat ketatnya pengawasan oleh aparat keamanan Arab Saudi, Asir menyarankan agar SM mengurungkan niatnya. Namun, SM tetap bersikukuh dengan keyakinannya bahwa ia akan dapat melaksanakan ibadah haji dengan lancar.

Sempat memberikan kabar bahwa dirinya telah menyelesaikan umrah pertama, komunikasi antara SM dan rekan-rekannya terputus setelah itu. Kabar duka kemudian diterima oleh Ahmad Asir di akhir bulan Mei 2025. Informasi yang diterimanya menyebutkan bahwa SM ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di wilayah gurun Taniem.

Terungkap bahwa SM merupakan bagian dari rombongan yang berjumlah 10 orang. Keseluruhan anggota rombongan tersebut menggunakan visa non-haji. Upaya mereka untuk melaksanakan haji secara ilegal tidak berjalan mulus. Tujuh orang dari rombongan tersebut berhasil diamankan oleh aparat keamanan Saudi dalam sebuah razia.

Tiga orang lainnya, termasuk SM, sempat lolos dari razia tersebut. Namun, saat mencoba kembali memasuki wilayah Mekkah melalui jalur gurun dengan menggunakan taksi gelap, mereka mengalami nasib malang. Sopir taksi yang khawatir tertangkap oleh patroli keamanan menurunkan mereka secara paksa di tengah padang pasir yang tandus.

SM ditemukan dalam kondisi tak bernyawa. Diduga kuat penyebab kematiannya adalah dehidrasi parah akibat terpapar panas ekstrem di gurun. Sementara itu, dua rekan SM yang lain, dengan inisial J dan S, berhasil ditemukan oleh patroli drone keamanan. Keduanya kemudian dievakuasi ke rumah sakit sebelum dipindahkan ke Jeddah untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Kejadian ini menjadi pengingat bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk selalu mengikuti prosedur resmi dalam melaksanakan ibadah haji. Penggunaan visa non-haji untuk berhaji sangat berisiko dan dapat membahayakan keselamatan jiwa. Pemerintah terus mengimbau agar calon jamaah haji mematuhi peraturan yang berlaku demi kelancaran dan keamanan selama berada di Tanah Suci.

Berikut poin penting terkait berita tersebut:

  • WNI asal Pamekasan meninggal di gurun Taniem, Arab Saudi.
  • Korban menggunakan visa non-haji untuk beribadah haji.
  • Sempat diperingatkan rektor UIM terkait risiko berhaji non-prosedural.
  • Korban tergabung dalam rombongan 10 orang yang menggunakan visa non-haji.
  • Diduga meninggal karena dehidrasi setelah diturunkan di gurun.