Setelah Dua Dekade, Kucing Merah Kalimantan Tertangkap Kamera di Taman Nasional Kayan Mentarang

Kabar gembira datang dari jantung Kalimantan Utara. Setelah menghilang selama lebih dari dua dekade, seekor kucing merah Kalimantan (Catopuma badia), spesies kucing liar yang sangat langka dan misterius, kembali menampakkan diri di kawasan Taman Nasional Kayan Mentarang (TNKM). Penampakan ini menjadi secercah harapan bagi upaya konservasi satwa endemik Borneo yang terancam punah.

Kucing yang dikenal dengan nama latin Catopuma badia ini tertangkap kamera jebak yang dipasang oleh tim dari Balai TNKM. Kamera tersebut dipasang sebagai bagian dari kegiatan inventarisasi potensi kawasan. Temuan ini mengkonfirmasi bahwa TN Kayan Mentarang masih menjadi rumah bagi keanekaragaman hayati yang luar biasa, meski menghadapi berbagai tantangan.

Seno Pramudito, Kepala Balai TNKM, mengungkapkan bahwa penampakan terakhir kucing merah Kalimantan di wilayah ini tercatat pada tahun 2003. Selama dua puluh tahun terakhir, keberadaan kucing merah Kalimantan menjadi tanda tanya besar. Penemuan ini menjadi kabar baik bagi dunia konservasi.

Sejarah penemuan kucing merah Kalimantan tercatat pada tahun 1957 oleh Pierre Pfeffer. Kemudian, pada tahun 2003, keberadaannya kembali terkonfirmasi melalui kamera jebak yang dipasang oleh Dave Augeri dari WWF Kayan Mentarang Project.

Kucing merah Kalimantan adalah kucing berukuran kecil dan berkerabat dekat dengan kucing emas Asia (Catopuma temminckii). Satwa ini hanya ditemukan di Pulau Kalimantan, menjadi satu-satunya spesies kucing endemik di pulau tersebut.

Menurut Daftar Merah IUCN, kucing merah Kalimantan berstatus Endangered atau terancam punah. Jumlah populasi diperkirakan kurang dari 2.500 ekor individu dewasa. Ancaman utama bagi kelangsungan hidup kucing merah Kalimantan adalah:

  • Hilangnya habitat akibat deforestasi
  • Perburuan ilegal
  • Perdagangan satwa liar

Saat ini, tim dari Balai TNKM tengah menyusun strategi konservasi yang komprehensif untuk melindungi kucing merah Kalimantan dan memastikan kelestariannya di habitat alaminya. Keberhasilan konservasi spesies ini membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat lokal, organisasi konservasi, dan sektor swasta. Upaya perlindungan habitat, penegakan hukum terhadap perburuan ilegal, dan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya konservasi satwa liar adalah langkah-langkah kunci untuk menyelamatkan kucing merah Kalimantan dari kepunahan.