Bangkit dari Keterlupaan: Delapan Kota Kuno yang Kembali Bersinar Sebagai Destinasi Wisata Dunia

Perjalanan waktu menyimpan banyak misteri, termasuk kota-kota megah yang pernah berjaya namun kemudian lenyap ditelan sejarah. Faktor alam, aktivitas manusia, dan bencana dahsyat menjadi penyebab utama hilangnya peradaban-peradaban ini. Namun, berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, beberapa kota yang terlupakan berhasil ditemukan kembali, membuka tabir masa lalu dan menawarkan wawasan berharga tentang kehidupan manusia di era lampau. Kini, kota-kota tersebut menjelma menjadi destinasi wisata yang memikat, menarik perhatian wisatawan dari seluruh penjuru dunia.

Berikut adalah delapan kota terkenal yang sempat menghilang dan kini menjadi ikon wisata:

  • Pompeii, Italia: Kota Pompeii terkubur akibat erupsi Gunung Vesuvius pada tahun 79 Masehi. Penemuan kembali kota ini pada tahun 1748 oleh Rocque Joaquin de Alcubierre mengungkap gambaran utuh tentang kehidupan masyarakat Romawi kuno. Bangunan yang terawetkan dengan baik, artefak berharga, dan jasad para korban yang membatu menjadi saksi bisu tragedi yang menimpa Pompeii. Situs arkeologi ini menawarkan jendela unik untuk mengintip peradaban Romawi yang maju pada masanya.

  • Machu Picchu, Peru: Terletak di pegunungan Andes, Machu Picchu merupakan benteng peradaban Inca yang megah. Ditemukan oleh Hiram Bingham pada tahun 1911, kota ini memukau dengan arsitekturnya yang inovatif, termasuk sistem terasering untuk pertanian, kuil-kuil megah, dan konstruksi batu yang rumit. Sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, Machu Picchu menjadi simbol kehebatan peradaban Inca dan daya tarik wisata utama di Peru.

  • Troy, Turki: Kota Troy, yang sebelumnya dianggap hanya mitos dalam kisah Homer, terbukti keberadaannya oleh arkeolog Heinrich Schliemann pada tahun 1870. Situs ini mengungkapkan kehidupan masyarakat Troy pada Zaman Perunggu, dengan temuan rumah-rumah, artefak, dan bukti kekayaan Priam. Troy memberikan informasi penting tentang peradaban kuno di wilayah tersebut.

  • Angkor, Kamboja: Ibu kota kerajaan Khmer, Angkor, ditemukan oleh Henri Mouhot pada abad ke-19. Kota yang berkembang antara abad ke-9 dan ke-15 ini adalah rumah bagi kompleks candi Angkor Wat yang terkenal. Penemuan Angkor mengungkapkan lanskap perkotaan yang mewah dengan sistem pengelolaan air yang canggih, kuil-kuil megah, dan istana-istana yang indah. Situs ini adalah bukti keahlian teknik dan arsitektur masyarakat Khmer, serta pengingat akan signifikansi sejarah dan budayanya.

  • Petra, Yordania: Dikenal sebagai "Kota Mawar" karena warna merah bangunannya, Petra ditemukan oleh Johann Ludwig Burckhardt pada tahun 1812. Kota ini dibangun oleh suku Nabatean di tebing batu pasir merah dan pernah menjadi pusat perdagangan penting pada abad ke-2 SM. Petra menunjukkan keunggulan dalam sistem perairan dan arsitektur batu, dan kini menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO dan destinasi wisata populer.

  • Mohenjo-Daro, Pakistan: Ditemukan oleh arkeolog RD Banerji pada tahun 1920, Mohenjo-Daro adalah salah satu kota utama dalam peradaban Lembah Indus. Kota yang dibangun pada 2500 SM ini memiliki sistem drainase canggih, pemandian umum, dan metode pertanian yang terorganisir. Penggalian Mohenjo-Daro membuktikan tatanan masyarakat yang terorganisir dan kaya budaya, memberikan gambaran tentang salah satu peradaban manusia terawal di dunia.

  • Ebla, Suriah: Kota kuno Ebla, ditemukan oleh arkeolog Paolo Matthiae pada tahun 1960-an, pernah menjadi pusat perdagangan dan budaya terbesar pada milenium ke-3 sebelum Masehi. Penemuan prasasti-prasasti di Ebla mengungkap hubungan diplomatik dan jaringan perdagangan yang luas, meningkatkan pemahaman tentang perkembangan bahasa Semitik dan lanskap politik Timur Tengah kuno.

  • Heracleion, Mesir: Kota pelabuhan kuno Heracleion, atau Thonis, terletak di dekat muara Sungai Nil. Kota ini merupakan pusat perdagangan dan budaya yang berkembang pesat antara abad ke-6 dan ke-4 SM. Akibat bencana alam dan naiknya permukaan air laut, Heracleion perlahan tenggelam ke Laut Mediterania. Ditemukan kembali pada tahun 2000 oleh Franck Goddio, reruntuhan bawah laut Heracleion terus menyimpan misteri dan mengungkap sejarah kota yang hilang ini melalui temuan patung, koin, kapal, dan artefak lainnya.