Elon Musk Membantah Tuduhan Penggunaan Narkoba dan Menjelaskan Asal Luka Lebam di Mata
Kontroversi menghampiri miliarder Elon Musk setelah laporan dari The New York Times menuduhnya mengonsumsi narkoba jenis ketamin, ekstasi, dan jamur psikedelik. Tuduhan ini muncul bersamaan dengan pengunduran dirinya dari jabatan sebagai penasihat Presiden Donald Trump dan sorotan terhadap luka lebam di matanya. Musk dengan tegas membantah tuduhan tersebut melalui akun X pribadinya.
Laporan The New York Times mengklaim bahwa Musk mengonsumsi ketamin dalam jumlah yang signifikan, yang menyebabkan masalah pada kandung kemihnya. Selain itu, laporan tersebut juga menuduh bahwa Musk menggunakan ekstasi dan jamur psikedelik, serta membawa sekotak pil selama tahun 2024. Laporan itu juga mempertanyakan apakah zat-zat tersebut juga digunakan Musk saat menjabat sebagai Kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) setelah pelantikan Trump pada Januari 2025.
Dalam tanggapannya, Musk menyatakan dengan jelas, "Saya tidak mengonsumsi narkoba! The New York Times berbohong." Ia mengakui bahwa ia pernah menggunakan ketamin yang diresepkan oleh dokter beberapa tahun lalu untuk mengatasi masalah mental dan telah mengungkapkannya secara terbuka di platform X. Musk menegaskan bahwa ia tidak lagi menggunakan obat tersebut. Sebelumnya, ia bahkan menyatakan bahwa penggunaan ketamin berdampak positif terhadap produktivitas kerjanya.
Selain tuduhan penggunaan narkoba, Musk juga menjadi sorotan karena luka lebam di matanya yang muncul saat ia mengakhiri tugasnya sebagai pemotong anggaran utama di DOGE. Luka tersebut memicu spekulasi karena muncul tak lama setelah laporan The New York Times beredar. Menanggapi pertanyaan tentang luka tersebut, Musk menjelaskan bahwa ia terluka saat bermain dengan putranya. Ia mengaku meminta putranya untuk meninju wajahnya.
Sebelumnya, Musk juga sempat menuai kontroversi setelah melakukan salam gaya Nazi dalam acara publik pada Januari 2025, yang bertepatan dengan pelantikan Trump. Terkait dugaan penggunaan narkoba oleh Musk, Trump menyatakan bahwa ia tidak mengetahui hal tersebut dan menyebut Musk sebagai "pria yang fantastis."