TikTok Shop Rampingkan Operasi, Ratusan Karyawan di Indonesia Terdampak PHK
Raksasa media sosial TikTok dilaporkan melakukan restrukturisasi besar-besaran pada unit bisnis e-commerce mereka, TikTok Shop, di Indonesia. Langkah ini berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ratusan karyawan di berbagai divisi.
Menurut laporan Bloomberg, PHK ini merupakan bagian dari upaya efisiensi biaya pasca-merger TikTok Shop dengan Tokopedia pada tahun 2024. Pemangkasan staf dilaporkan menyasar berbagai tim, termasuk logistik, operasional, pemasaran, dan pergudangan. Sumber anonim menyebutkan bahwa gelombang PHK lanjutan mungkin akan terjadi pada Juli 2025, yang diperkirakan akan mengurangi total karyawan Tokopedia dan TikTok Shop menjadi sekitar 2.500 orang.
Pihak TikTok, melalui juru bicara mereka, menyatakan bahwa perusahaan secara rutin mengevaluasi kebutuhan bisnis dan melakukan penyesuaian untuk memperkuat organisasi dan meningkatkan pelayanan kepada pelanggan. TikTok menegaskan komitmennya untuk terus berinvestasi di Tokopedia dan Indonesia sebagai bagian dari strategi pertumbuhan dan inovasi berkelanjutan.
TikTok Shop tengah mempercepat perombakan operasinya di Indonesia, dengan mengurangi sebagian besar staf yang diperolehnya setelah bergabung dengan Tokopedia milik GoTo Group dalam kesepakatan senilai 1,5 miliar dollar AS. Indonesia sendiri merupakan pasar terbesar bagi TikTok Shop. Namun, unit marketplace ByteDance ini juga menghadapi persaingan yang begitu ketat dengan perusahaan sejenis lainnya seperti Shopee hingga Lazada.
Merger TikTok Shop dan Tokopedia selesai pada awal Januari 2024, memungkinkan ByteDance untuk kembali beroperasi di Indonesia setelah sempat dilarang akibat regulasi Permendag Nomor 31 Tahun 2023 yang melarang media sosial berfungsi ganda sebagai platform e-commerce. TikTok kemudian mengakuisisi Tokopedia untuk memenuhi persyaratan perizinan dan mengaktifkan kembali bisnis e-commerce-nya.
Dengan adanya laporan PHK dari TikTok Shop, angka PHK di Indonesia pada tahun 2025 menunjukkan tren yang meningkat. Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) mencatat bahwa hingga 20 Mei 2025, terdapat 26.455 pekerja yang terkena PHK. Jawa Tengah menjadi provinsi dengan tingkat PHK tertinggi, diikuti oleh Jakarta dan Riau. Sektor pengolahan, perdagangan besar dan eceran, serta jasa menjadi penyumbang utama angka PHK.
Angka ini berbeda dengan data serikat buruh. KSPI (Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia) melaporkan 70.000 orang terancam PHK pada periode Januari-April 2025. KSPN (Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara) mencatat 61.000 pekerja yang ter-PHK pada periode yang sama.
Berikut adalah daftar sektor penyumbang angka PHK terbanyak saat ini:
- Pengolahan
- Perdagangan besar dan eceran
- Jasa