Partai Prima Mengklaim Mendapat Tekanan Saat Awal Kemunculan di Kancah Politik Nasional

Partai Rakyat Adil Makmur (Prima) memperingati hari lahir (Harlah) ke-4 dengan sorotan tajam terhadap pengalaman pahit yang diklaim dialami saat awal kemunculannya di dunia politik Indonesia. Ketua Umum Prima, Agus Jabo, dalam acara yang digelar di Jakarta Pusat, mengungkapkan keyakinannya bahwa partai yang dipimpinnya menghadapi berbagai tekanan dan hambatan yang signifikan.

Menurut Agus Jabo, Prima mengalami perlakuan yang tidak adil sejak awal berdirinya. Ia mengklaim bahwa partainya ditekan dan dijatuhkan secara bertubi-tubi, sehingga mempersulit langkah Prima untuk berpartisipasi dalam Pemilu 2024. Padahal, menurutnya, Prima telah mempersiapkan seluruh persyaratan formal yang dibutuhkan dengan baik.

"Prima lahir bukan kelahiran biasa. Prima lahir langsung ditindas, ditekan sedemikian kuat, dijatuhkan bertubi-tubi, kita merasakan semua sulitnya Prima pada saat itu," ungkap Agus Jabo.

Agus Jabo menduga ada kekuatan besar yang sengaja menghalangi Prima untuk menjadi peserta Pemilu 2024. Ia mengaku telah menjalin komunikasi dengan berbagai pihak, namun tetap merasa ada upaya sistematis untuk menyingkirkan Prima.

"Saya sudah komunikasi ke sana, kemari, syarat formal kita di KPU lebih bagus dibandingkan dengan partai lain. Tetapi, sepertinya ada kekuatan besar waktu itu yang tidak ingin Prima ikut. Itu menjadi catatan pribadi saya siapa yang mencoba menekan dan menghambat Prima sebagai peserta pemilu," jelasnya.

Sebagai bentuk perlawanan, Prima sempat mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus). Gugatan tersebut berhasil dimenangkan oleh Prima, di mana PN Jakpus memerintahkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk menghentikan tahapan pemilu selama 2 tahun 4 bulan dan 7 hari, terhitung sejak putusan dibacakan pada 2 Maret 2023.

Agus Jabo mengklaim bahwa Prima sebenarnya memiliki kekuatan untuk menunda pelaksanaan pemilu. Namun, ia menyatakan bahwa partainya memilih untuk tidak menggunakan putusan tersebut.

"Bayangkan kalau putusan pemilu itu kita gunakan, pemilu pasti tertunda 2 tahun 2 bulan 24 hari. Tapi kita tidak menggunakan itu," tegas Agus Jabo.

Lebih lanjut, Agus Jabo mengungkapkan bahwa Prima sempat menjadi sasaran bully dari partai-partai besar di media. Ia mengapresiasi Partai Gerindra yang disebutnya sebagai satu-satunya partai yang memberikan dukungan kepada Prima saat itu.

"Di media kita di-bully oleh lawan politik kita, partai besar. Yang bela kita cuma Gerindra. kenyataan politiknya seperti itu, hanya Gerindra yang memasang badan," ujarnya.

Dalam acara Harlah ke-4 tersebut, Agus Jabo kembali terpilih sebagai ketua umum Prima. Ia berencana untuk segera menyusun susunan pengurus partai di tingkat dewan pimpinan pusat (DPP) dan mendaftarkannya ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).

"Kongres ini hanya melengkapi syarat-syarat formal yang nanti akan didaftarkan ke Kementerian Hukum. karena ada beberapa pejabat Partai Prima yang harus menjalankan tugas negara sehingga tidak menjalankan tugas-tugas kepartaian," pungkasnya.