Identifikasi Mengejutkan: Mahkota Emas Kerajaan Silla Berhiaskan Sayap Kumbang

Temuan Arkeologi Mengungkap Detail Tersembunyi pada Mahkota Kerajaan Silla

Sebuah penemuan menarik telah mengubah pemahaman kita tentang artefak kerajaan dari masa lalu. Mahkota perunggu berlapis emas yang berasal dari Kerajaan Silla, yang pernah berjaya di Semenanjung Korea, ternyata memiliki detail yang sebelumnya tidak disadari: hiasan yang terbuat dari sayap kumbang. Meskipun sebagian besar hiasan ini telah hilang seiring berjalannya waktu, analisis cermat oleh para peneliti mengonfirmasi bahwa kilauan metalik yang menghiasi mahkota itu berasal dari sayap serangga tersebut.

Pengumuman penting ini disampaikan oleh Direktur Badan Warisan Nasional Korea Selatan, Choi Eungcheon, bersama dengan Wali Kota Gyeongju, Joo Nakyoung. Penemuan ini merupakan hasil dari penggalian yang dilakukan di Makam No. 120 di Hwangnam-dong, Gyeongju, pada tahun 2020. Penggalian ini sendiri merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk merestorasi dan melestarikan warisan penting dari Dinasti Silla. Upaya ini membuktikan pentingnya menggali lebih dalam sejarah dan menggali artefak yang terkubur.

Dinasti Silla: Kilas Balik Sejarah

Dinasti Silla, yang mungkin sudah dikenal oleh banyak penggemar drama Korea, adalah salah satu dari Tiga Kerajaan Korea, bersama dengan Goguryeo dan Baekje. Kerajaan ini memainkan peran penting dalam sejarah Korea, menguasai wilayah Semenanjung Korea dan Manchuria sekitar abad ke-5 Masehi. Berawal sebagai kerajaan kecil pada tahun 57 SM, Silla didirikan oleh penduduk asli Gyeongju dan para pengungsi. Takhta kerajaan dipegang secara bergantian oleh klan Park, Seok, dan Kim.

Pada abad ke-4, Raja Naemul mengadopsi budaya Tiongkok melalui mediasi Goguryeo. Ia juga meminta bantuan militer dari Goguryeo untuk mengusir invasi Jepang. Puncak kejayaan Silla terjadi pada tahun 676 M, ketika berhasil menyatukan ketiga kerajaan Korea.

Mahkota Emas dan Status Sosial di Dinasti Silla

Kerajaan Silla dikenal karena keahliannya dalam membuat mahkota dan perhiasan emas yang mewah. Perhiasan pada masa itu bukan hanya sekadar aksesori, tetapi juga penanda status sosial dan identitas klan. Bentuk perhiasan pun beragam, mulai dari mahkota megah hingga hiasan rambut yang rumit, topi elegan, kalung berkilauan, dan anting-anting yang indah.

Mahkota Dinasti Silla dibuat dari berbagai bahan, termasuk emas murni, perunggu berlapis emas, perak, dan perunggu. Mahkota perak lebih umum digunakan pada periode awal Silla, sementara mahkota perunggu lebih sering ditemukan pada periode akhir. Mahkota emas dan perunggu lapis emas dianggap sebagai ciri khas Dinasti Silla, terutama pada abad ke-5.

Menariknya, penemuan lima mahkota sebelumnya di makam kuno menunjukkan bahwa mahkota tidak hanya dikenakan oleh raja, tetapi juga oleh perempuan dan anak laki-laki dari keluarga kerajaan. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan mahkota memiliki makna yang lebih luas daripada sekadar simbol kekuasaan.

Detail Mahkota yang Memukau: Hiasan Sayap Kumbang

Identifikasi terbaru ini menandai pertama kalinya hiasan sayap kumbang terkonfirmasi menghiasi mahkota perunggu lapis emas dan mahkota emas Dinasti Silla. Mahkota yang ditemukan di Makam No. 120 memiliki desain yang rumit, terdiri dari tiga hiasan berbentuk "出" bertingkat empat, dua hiasan berbentuk tanduk rusa, dan pita mahkota. Mahkota dan tiara dihiasi dengan lubang berbentuk hati terbalik, yang menjadi tempat pemasangan sayap kumbang berwarna metalik.

Para peneliti meyakini bahwa sayap-sayap kumbang ini menghiasi seluruh lubang berbentuk hati terbalik, menciptakan lingkaran kilauan yang memukau di sekeliling mahkota. Sejauh ini, total 15 hiasan sayap kumbang telah ditemukan di 13 lubang. Tujuh di antaranya masih terpasang di lokasi aslinya, tiga di antaranya membentuk huruf "出", sedangkan delapan sisanya terpisah dari mahkota.

Meskipun sebagian besar sayap kumbang telah menghitam karena usia, beberapa di antaranya masih mempertahankan warna aslinya, memberikan gambaran tentang keindahan mahkota pada masa lalu.

Makna Simbolis dan Status Sosial Hiasan Sayap Kumbang

Sebelumnya, hiasan sayap kumbang juga ditemukan pada artefak lain dari makam kuno Dinasti Silla, seperti tali kekang kuda dan ikat pinggang. Namun, penemuan hiasan sayap kumbang pada mahkota emas atau perunggu lapis emas merupakan hal baru dan signifikan.

Para peneliti berpendapat bahwa hiasan berbentuk huruf "出" memiliki kaitan dengan keluarga Kerajaan Silla. Penggunaan sayap kumbang sebagai bahan hiasan juga dianggap melampaui sekadar ekspresi estetika, menunjukkan bahwa mahkota ini dikenakan oleh individu dengan status sosial yang tinggi.

Secara keseluruhan, penemuan hiasan kumbang pada mahkota Dinasti Silla menyoroti keahlian teknologi kerajinan yang luar biasa dari masyarakat Silla dan budaya kelas penguasa yang khas. Badan Warisan Nasional Korea Selatan berencana untuk terus melakukan proyek restorasi dan pemeliharaan peninggalan inti ibu kota Kerajaan Silla, termasuk penggalian Makam No. 120, dan membagikan hasilnya kepada masyarakat dan peneliti akademis. Diharapkan bahwa upaya ini akan memicu penelitian lebih lanjut dan meningkatkan pemahaman kita tentang sejarah Korea kuno.