Undur-undur: Potensi Budidaya dan Khasiat Pengobatan Tradisional yang Perlu Diketahui
Undur-undur, serangga unik yang dikenal dengan sarangnya berbentuk kerucut pasir terbalik, ternyata menyimpan potensi besar untuk dibudidayakan sebagai sumber pengobatan tradisional. Hewan yang dalam bahasa Latin disebut Myrmeleon sp. ini, menyimpan sejumlah manfaat kesehatan yang menarik untuk ditelusuri.
Mengenal Lebih Dekat Spesies Undur-undur
Nama Myrmeleon sp. sendiri berasal dari bahasa Latin, yang berarti myrmex (semut) dan leon (singa). Tak heran jika dalam bahasa Inggris, undur-undur dikenal sebagai antlion atau singa semut. Penting untuk dipahami bahwa undur-undur bukanlah serangga dewasa, melainkan larva dari serangga ordo Neuroptera dan famili Myrmeleontidae. Setelah melewati fase pupa, undur-undur akan bermetamorfosis menjadi imago, yaitu fase dewasa serangga bersayap jala.
Secara fisik, larva undur-undur memiliki tubuh oval, gemuk, pipih, dan lunak, dengan perut bersegmen dan enam kaki. Warna tubuhnya umumnya menyerupai tanah, seringkali dengan bintik-bintik. Ciri khas undur-undur adalah kepalanya yang dilengkapi dengan capit besar. Capit ini berfungsi sebagai senjata utama untuk berburu semut dan serangga kecil lainnya yang terperangkap dalam jebakan pasirnya. Undur-undur akan menunggu mangsanya di dasar kerucut pasir dan menyergapnya dengan gigitan mematikan.
Sementara itu, undur-undur dewasa memiliki tampilan yang sangat berbeda. Mereka menjadi serangga bersayap yang mirip dengan capung, meskipun bukan capung sejati. Makanan utamanya adalah serbuk sari bunga, dan masa hidupnya relatif singkat, hanya sekitar satu bulan. Dalam kurun waktu singkat ini, undur-undur dewasa harus mampu kawin dan bertelur di tanah berpasir untuk melanjutkan siklus hidupnya.
Di seluruh dunia, terdapat lebih dari 2.000 spesies larva antlion yang menghuni berbagai jenis habitat, mulai dari pantai, hutan berpasir, lahan pertanian, hingga pekarangan rumah penduduk yang memiliki tanah berpasir.
Teknik Budidaya Undur-undur
Potensi undur-undur sebagai obat tradisional telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat etnik Lom di Pulau Bangka. Bagi Anda yang tertarik untuk membudidayakan undur-undur, berikut adalah beberapa langkah yang dapat diikuti:
- Pemilihan Lokasi: Pilih lokasi yang menyerupai habitat asli undur-undur, yaitu tanah berpasir dan kering yang tidak terpapar sinar matahari langsung atau hujan.
- Media Budidaya: Gunakan campuran tanah berpasir dengan sedikit tanah liat. Pastikan drainase media baik untuk mencegah terjadinya genangan air.
- Pengumpulan Undur-undur: Undur-undur dapat dikumpulkan dari habitat aslinya dan dipindahkan ke media budidaya.
- Kandang Budidaya: Siapkan kotak kayu atau plastik yang cukup besar untuk menampung media budidaya dan undur-undur. Pastikan kandang memiliki ventilasi yang baik untuk sirkulasi udara.
- Pemeliharaan:
- Atur jarak antar undur-undur dalam kandang agar mereka memiliki ruang yang cukup untuk membuat lubang.
- Berikan pakan berupa serangga kecil seperti semut dan kutu daun.
- Jaga kebersihan kandang dan pastikan media budidaya tetap kering.
- Pantau perkembangan undur-undur secara rutin dan pisahkan individu yang sakit atau mati dari yang sehat.
- Pemanenan: Undur-undur dapat dipanen setelah mencapai ukuran yang cukup besar dan jumlahnya sudah banyak. Pemanenan dilakukan dengan menggali media budidaya secara perlahan dan hati-hati.
- Pengolahan: Setelah dipanen, undur-undur dapat langsung digunakan atau dikeringkan untuk disimpan lebih lama. Pengeringan dapat dilakukan dengan menjemur di bawah sinar matahari atau menggunakan oven dengan suhu rendah.
Manfaat Undur-undur untuk Kesehatan
Penelitian menunjukkan bahwa undur-undur berpotensi sebagai obat untuk berbagai penyakit. Masyarakat Suku Jerieng memanfaatkan undur-undur sebagai obat tradisional yang halal. Undur-undur juga berpotensi menjadi obat penyakit kuning maupun maag.
Selain itu, penelitian lain juga mengungkapkan bahwa undur-undur darat mengandung zat sulfonylurea yang berperan dalam melancarkan kinerja pankreas dalam memproduksi insulin. Oleh karena itu, konsumsi undur-undur dapat menjadi alternatif solusi bagi penderita diabetes dalam membantu menurunkan kadar gula darah.
Undur-undur dapat dikonsumsi dalam bentuk kapsul, atau dimakan langsung sebanyak 3 ekor. Dosis dapat disesuaikan tergantung pada kondisi kadar gula darah. Beberapa orang juga mengonsumsi undur-undur hidup-hidup sebanyak 3 ekor pada pagi dan sore hari, yang dikombinasikan dengan konsumsi bawang putih tunggal.
Penting untuk dicatat: Efek kesehatan dari konsumsi undur-undur belum sepenuhnya teruji secara ilmiah. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi undur-undur untuk tujuan pengobatan.