Dino Patti Djalal Serukan Tindakan Diplomasi Terkait Kebijakan Visa AS yang Mengkhawatirkan Mahasiswa Indonesia
Mantan Wakil Menteri Luar Negeri RI, Dino Patti Djalal, mendesak Menteri Luar Negeri Sugiono untuk mengambil langkah proaktif terkait kebijakan visa pelajar yang diterapkan oleh Amerika Serikat. Seruan ini muncul sebagai respons terhadap kekhawatiran yang dirasakan oleh mahasiswa Indonesia yang berencana atau sedang menempuh pendidikan di Negeri Paman Sam.
Dino Patti Djalal menyampaikan keprihatinannya melalui platform media sosial, menekankan perlunya respons langsung dari Menlu Sugiono. Menurutnya, kebijakan imigrasi yang diterapkan oleh pemerintah AS, khususnya yang berpotensi menghambat akses mahasiswa asing ke pendidikan tinggi, memerlukan perhatian serius dan tindakan diplomatik yang tegas.
"Yang Terhormat Pak Menlu RI Sugiono, sudah saatnya Anda menghubungi Menlu Amerika Serikat Marco Rubio untuk menyatakan keprihatinan atas kebijakan visa yang meresahkan mahasiswa Indonesia," tulis Dino Patti Djalal dalam akun X pribadinya.
Lebih lanjut, Dino Patti Djalal menekankan bahwa penugasan staf di bawah Menlu Sugiono tidak akan cukup untuk mengatasi permasalahan ini. Ia menilai, isu ini adalah ujian kepemimpinan bagi Menlu Sugiono dalam mencari solusi terbaik bagi mahasiswa Indonesia. Ia menyarankan agar Menlu Sugiono segera menghubungi Menlu AS dan menuntut komitmen untuk menjaga kemitraan antara Indonesia dan AS, terutama di bidang pendidikan.
"Jangan menunggu atau melihat langkah negara lain. Hubungi Marco Rubio, dan dengan kepala dingin namun tegas tagih komitmen yang bersangkutan untuk menjaga kemitraan RI-AS terutama di bidang pendidikan," tegas Dino Patti Djalal.
Kebijakan visa AS yang menjadi sorotan ini meliputi pengetatan proses penerbitan visa pelajar. Langkah-langkah ini mencakup penundaan sementara jadwal wawancara visa pelajar di seluruh kedutaan dan konsulat AS di seluruh dunia, yang mengakibatkan penumpukan permohonan visa yang signifikan. Selain itu, pemerintah AS berencana untuk memperluas pemeriksaan aktivitas media sosial pemohon visa, yang menimbulkan kekhawatiran tentang potensi pelanggaran privasi dan diskriminasi.
Kebijakan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah AS untuk memperketat pemeriksaan terhadap individu yang ingin memasuki negara tersebut. Meskipun tujuannya adalah untuk meningkatkan keamanan nasional, kebijakan ini telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan mahasiswa asing dan lembaga pendidikan tinggi di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Banyak yang berpendapat bahwa kebijakan ini dapat menghambat pertukaran budaya dan akademik, serta merugikan daya saing AS sebagai tujuan studi global.
Menanggapi situasi ini, Dino Patti Djalal mendesak Menlu Sugiono untuk menunjukkan bahwa Indonesia adalah mitra yang setara dengan Amerika Serikat dan layak mendapatkan rasa hormat. Ia menekankan pentingnya diplomasi yang aktif dan tegas dalam menjaga kepentingan mahasiswa Indonesia dan memastikan kelangsungan kemitraan pendidikan antara kedua negara.