Tragedi di Makassar: Siswa SD Meninggal Dunia, Diduga Korban Kekerasan Teman Sekolah
Duka Mendalam di Makassar: Kasus Dugaan Kekerasan yang Merenggut Nyawa Siswa SD
Kota Makassar tengah berduka menyusul kabar meninggalnya seorang siswa Sekolah Dasar (SD) berinisial MRA. Bocah malang tersebut diduga menjadi korban kekerasan yang dilakukan oleh teman-teman sekolahnya. Kabar ini sontak membuat keluarga korban dan masyarakat luas terkejut.
Menurut keterangan pihak keluarga, MRA sempat mendapatkan perawatan intensif di sebuah rumah sakit selama kurang lebih lima hari. Namun, takdir berkata lain, MRA menghembuskan nafas terakhirnya pada Jumat (30/5/2025). Selama dirawat, korban mengeluhkan sakit akibat luka-luka yang dideritanya. Keluarga korban menemukan adanya luka lebam dan bahkan bekas luka bakar yang diduga akibat sundutan rokok di tubuh MRA.
Desma, bibi korban, mengungkapkan bahwa MRA sempat bercerita tentang kejadian yang menimpanya sebelum meninggal dunia. Korban mengaku telah dianiaya oleh beberapa temannya saat perjalanan pulang sekolah. Lebih lanjut, Desma menjelaskan bahwa salah satu pelaku diduga merupakan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP), sementara dua lainnya adalah teman sekelas MRA.
"Dia (MRA) mengaku dipukul saat pulang sekolah karena ini anak sedang ujian," ungkap Desma dengan nada sedih.
Keluarga korban sangat terpukul atas kejadian tragis ini. Mereka tidak menyangka bahwa MRA, yang dikenal sebagai anak pendiam dan tertutup, harus mengalami nasib yang begitu pahit. Pihak keluarga juga menyayangkan mengapa MRA tidak pernah menceritakan masalah yang dihadapinya kepada mereka.
Penyelidikan Polisi Dimulai
Setelah dinyatakan meninggal dunia, jenazah MRA dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Makassar untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Keluarga korban juga telah melaporkan kejadian ini kepada pihak kepolisian.
AKP Hamka, Kanit Jatanras Satreskrim Polrestabes Makassar, membenarkan bahwa pihaknya telah menerima laporan dari keluarga korban. Ia menyatakan bahwa timnya akan segera melakukan penyelidikan untuk mengungkap kebenaran di balik kasus ini.
"Jadi, kami dari Unit Jatanras sementara menangani laporan perkara dari orangtua korban terkait dugaan anak di bawah umur meninggal dunia," kata AKP Hamka.
Sebagai langkah awal, polisi akan mengumpulkan informasi dari keluarga korban, saksi-saksi, dan lingkungan sekitar tempat tinggal serta sekolah korban. Polisi juga akan menelusuri kemungkinan adanya tindak kekerasan lain yang mungkin menjadi penyebab kematian MRA.
"Jadi, semua informasi yang disampaikan oleh pihak keluarga kepada pihak kepolisian itu akan kami lakukan penyelidikan bahwa informasi yang disampaikan itu berdasarkan fakta," tegas AKP Hamka.
Kasus ini menjadi perhatian serius pihak kepolisian dan diharapkan dapat segera terungkap agar keadilan dapat ditegakkan bagi MRA dan keluarganya. Masyarakat juga berharap agar kejadian serupa tidak terulang kembali di masa mendatang.