Oknum Suporter Persib Ditangkap Atas Aksi Vandalisme di Stadion GBLA Usai Perayaan Juara
Aparat kepolisian berhasil mengamankan dua orang pria yang diduga terlibat dalam aksi perusakan fasilitas Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) pasca perayaan juara Persib Bandung beberapa waktu lalu. Kedua pelaku, yang merupakan oknum suporter, hanya bisa tertunduk lesu saat dihadirkan dalam konferensi pers di Mapolrestabes Bandung.
Penangkapan kedua pelaku ini dilakukan setelah video aksi vandalisme di Stadion GBLA viral di media sosial. Dalam video tersebut, terlihat sejumlah oknum suporter melakukan perusakan fasilitas stadion, yang memicu kemarahan warganet dan pecinta sepak bola di seluruh Indonesia. Gubernur Jawa Barat saat itu, Dedi Mulyadi, bahkan turut angkat bicara dan meminta agar para pelaku segera ditangkap.
Kedua pelaku yang berhasil diamankan berinisial MDB dan MRW. Kapolrestabes Bandung, Kombes Budi Sartono, menjelaskan bahwa penangkapan dilakukan di dua lokasi berbeda, yaitu di daerah Rancasari dan Pacet. MDB diduga melakukan pemotongan jaring gawang, sementara MRW terekam mengambil rumput atau tanah dari lapangan.
"Satu pelaku atas nama MDB ini yang melakukan pemotongan (jaring) tali gawang. Sedangkan, MRW itu yang melakukan pengambilan rumput ataupun tanah di lapangan bola tersebut," kata Budi.
Kasus ini bermula dari laporan yang diajukan oleh Pemerintah Kota Bandung selaku pengelola Stadion GBLA. Polisi kemudian melakukan penyelidikan berdasarkan video yang beredar di media sosial dan berhasil mengidentifikasi kedua pelaku.
Saat ini, kedua pelaku telah ditahan di Mapolrestabes Bandung dan terancam dijerat dengan Pasal 406 KUHP tentang perusakan dan Pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan. Polisi masih terus melakukan pengembangan untuk mencari kemungkinan adanya pelaku lain yang terlibat dalam aksi vandalisme tersebut.
Inisiatif Suporter untuk Memperbaiki Kerusakan
Sebagai bentuk tanggung jawab dan kepedulian terhadap Stadion GBLA, kelompok suporter Persib, Viking Persib Club (VPC), menginisiasi penggalangan dana untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi. VPC menyerahkan dana sebesar Rp 33 juta kepada perwakilan Persib di Stadion GBLA dan membuka kesempatan bagi bobotoh lain untuk ikut menyumbang.
Ketua Umum VPC, Tobias Ginanjar, menyayangkan insiden perusakan Stadion GBLA. Ia mengakui bahwa di luar negeri, fenomena suporter turun ke lapangan usai pertandingan adalah hal yang biasa. Namun, ia menekankan bahwa budaya tersebut belum bisa diterima di Indonesia, terutama karena Stadion GBLA masih berstatus sebagai aset pemerintah.
"Saya sepakat memang kultur seperti itu di Indonesia belum siap. Jadi kita di Viking tidak membenarkan adanya perusakan terhadap sarana di GBLA, GBLA ini stadion kebanggaan kita semua, harus kita jaga sama-sama," terangnya.
Tobias juga menyampaikan bahwa VPC tidak setuju jika para pelaku perusakan dihukum pidana. Ia berpendapat bahwa sanksi sosial atau ganti rugi atas kerusakan yang mereka lakukan sudah cukup memberikan efek jera.
"Kalau penyelesaiannya harus dilakukan secara pendekatan pidana, kita juga kurang sepakat, karena menurut kita tidak tepat. Karena tidak semua penyelesaian itu harus dengan pidana," katanya.
Tobias mengajak seluruh bobotoh untuk melupakan kegaduhan yang terjadi di media sosial dan fokus untuk membantu Persib memperbaiki kerusakan di Stadion GBLA. Ia berharap Stadion GBLA dapat segera kembali menjadi kebanggaan seluruh masyarakat Bandung.