Akses Jalan Terisolir di Sumbawa: Ibu Hamil Harus Ditandu Tujuh Jam Menuju Rumah Sakit
Akses Jalan Terisolir di Sumbawa: Ibu Hamil Harus Ditandu Tujuh Jam Menuju Rumah Sakit
Seorang ibu hamil, Watiani (30), warga Desa Baturotok, Kecamatan Batulanteh, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, mengalami perjuangan hidup dan mati dalam mencapai layanan kesehatan pada Senin, 10 Maret 2025. Kondisi jalan yang sangat buruk di desanya memaksa warga untuk menggotongnya selama tujuh jam menuju titik akses ambulans. Kejadian ini menyoroti permasalahan aksesibilitas kesehatan di daerah terpencil dan infrastruktur yang memprihatinkan.
Peristiwa bermula ketika Watiani mengalami pecah ketuban dan membutuhkan pertolongan medis segera. Namun, akses jalan yang rusak parah membuat mobil Puskesmas Keliling (Puskel) dan ambulans tak mampu menjangkau rumahnya. Sebagai solusinya, warga desa bahu-membahu menggotong Watiani menggunakan bambu dan sarung. Perjalanan panjang dan melelahkan ini dimulai pukul 07.00 pagi dan baru berakhir di Desa Tepal pada siang hari. Dari Desa Tepal, Watiani kemudian dirujuk ke RSUD Sumbawa dengan ambulans dan tiba di sore hari.
Bidan Desa Baturotok, Ros Manawati, yang turut serta dalam perjalanan menegangkan ini, mendokumentasikan perjuangan tersebut melalui akun Facebook pribadinya. Unggahannya yang memperlihatkan Watiani yang kesakitan di tengah perjalanan tersebut viral dan mendapat banyak komentar dari warganet. Dalam unggahan tersebut, Ros mengungkapkan keprihatinan dan kegetirannya atas kondisi tersebut, menggambarkan betapa sulitnya akses kesehatan di wilayah tersebut. Ia juga mengkonfirmasi bahwa kondisi jalan yang rusak membuat penggunaan sepeda motor sebagai alternatif transportasi pun tidak memungkinkan.
Selama perjalanan tujuh jam tersebut, Watiani yang merasakan sakit yang luar biasa mendapatkan perawatan darurat di tengah jalan dari Bidan Ros. Ketuban Watiani pecah di tengah perjalanan, dan Bidan Ros secara terus menerus memantau kondisi Watiani. Kondisi ini diperparah oleh hujan deras pada hari sebelumnya yang membuat evakuasi pada Minggu, 9 Maret 2025 tidak memungkinkan. Kurangnya sinyal internet juga menjadi kendala dalam berkomunikasi dengan dokter untuk mendapatkan instruksi medis lebih lanjut.
Setibanya di RSUD Sumbawa, Watiani langsung menjalani operasi caesar. "Alhamdulillah, bayi telah lahir dan kondisi ibu belum sadar sepenuhnya. Bayi sudah di inkubator," ujar Bidan Ros dalam keterangannya. Keberhasilan operasi tersebut menjadi berkah ditengah kesulitan akses kesehatan yang dihadapi.
Kejadian ini kembali menyoroti pentingnya peningkatan infrastruktur jalan di daerah terpencil sebagai upaya untuk memastikan aksesibilitas layanan kesehatan yang layak bagi seluruh masyarakat. Peristiwa ini juga menjadi pengingat akan betapa besarnya dedikasi tenaga kesehatan di daerah terpencil yang harus berjuang keras untuk memberikan pelayanan terbaik meskipun dengan keterbatasan sarana dan prasarana. Pemerintah daerah diharapkan segera mengambil tindakan konkrit untuk mengatasi masalah infrastruktur jalan di Desa Baturotok dan daerah-daerah lain yang memiliki kondisi serupa agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
Daftar Kendala yang Dihadapi:
- Akses jalan yang buruk dan rusak parah.
- Jarak tempuh yang jauh (7 jam perjalanan).
- Minimnya akses transportasi medis.
- Hujan deras dan medan yang sulit.
- Kurangnya sinyal internet.