Antisipasi Heat Stroke: Imbauan BPOM untuk Jemaah Haji di Tengah Cuaca Ekstrem
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan imbauan penting bagi jemaah haji Indonesia terkait potensi risiko kesehatan akibat cuaca ekstrem di Arab Saudi. Mengingat perkiraan suhu yang dapat melonjak hingga 50 derajat Celsius selama puncak ibadah haji, kewaspadaan terhadap heat stroke menjadi krusial.
Taruna Ikrar, Kepala BPOM yang juga tergabung dalam Amirul Hajj, menekankan pentingnya menjaga hidrasi tubuh. Jemaah haji dianjurkan untuk mengonsumsi air mineral atau air zamzam secara teratur. Asupan cairan yang cukup berperan vital dalam menjaga keseimbangan tubuh, terutama saat pembuluh darah mengalami pelebaran akibat paparan panas yang tinggi.
Selain hidrasi, jemaah juga harus peka terhadap sinyal-sinyal yang diberikan oleh tubuh. Kelelahan, pusing, atau lemas adalah indikasi bahwa tubuh membutuhkan istirahat. Jika merasakan gejala tersebut, segera mencari tempat teduh yang sejuk, seperti di bawah pohon atau di dalam bangunan, dan beristirahatlah hingga kondisi tubuh membaik.
Bagi jemaah haji yang memiliki riwayat heat stroke, Taruna menyarankan untuk mempertimbangkan melaksanakan ibadah pada malam hari, ketika suhu udara lebih rendah. Langkah ini dapat membantu mengurangi risiko terkena heat stroke.
Apabila seseorang mengalami heat stroke, langkah-langkah pertolongan pertama yang dapat dilakukan adalah:
- Membaringkan penderita di tempat yang sejuk.
- Memberikan ruang udara yang cukup.
- Memberikan minum air jika penderita masih sadar.
- Memijat lembut bagian punggung atau kaki.
- Mengompres dingin tubuh penderita.
BPOM berharap, dengan persiapan yang matang dan kesadaran bersama, seluruh jemaah haji Indonesia dapat menjalankan ibadah dengan lancar, aman, dan sehat. Saling mengingatkan antar jemaah juga menjadi kunci penting dalam menjaga keselamatan dan kesehatan selama berada di Tanah Suci.