Indonesia Berupaya Kurangi Ketergantungan Impor BBM dari Singapura: Strategi Diversifikasi dan Dugaan Praktik 'By Design'

Indonesia tengah berupaya mengurangi ketergantungannya pada impor Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Singapura, sebuah kondisi yang menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, tidak masuk akal mengingat Indonesia adalah negara yang lebih besar dan memiliki sumber daya alam sendiri.

Ketergantungan Impor yang Mencengangkan

Bahlil mengungkapkan bahwa saat ini, sekitar 50 persen dari total impor BBM Indonesia berasal dari Singapura. Hal ini menjadi sorotan karena Singapura, meskipun memiliki fasilitas kilang minyak yang canggih, bukanlah produsen minyak mentah. Kebutuhan BBM dalam negeri mencapai 1,5 juta hingga 1,6 juta barel per hari, sementara produksi minyak dalam negeri hanya mampu memenuhi sekitar 800 ribu barel per hari. Artinya, separuh dari kebutuhan BBM Indonesia harus dipenuhi melalui impor.

Dugaan Praktik 'By Design' dan Oknum yang Meraup Keuntungan

Lebih lanjut, Bahlil menduga adanya praktik yang disengaja ('by design') oleh oknum-oknum tertentu yang ingin mempertahankan ketergantungan Indonesia pada impor BBM. Ia menuding adanya upaya untuk menjaga produksi minyak dalam negeri (lifting) tetap stagnan, sehingga impor terus menjadi pilihan utama. Selain itu, ia juga menyoroti harga BBM dari kilang-kilang di Singapura yang setara dengan harga impor dari Timur Tengah, padahal jarak geografis Singapura lebih dekat ke Indonesia. Kondisi ini menimbulkan kecurigaan adanya pihak-pihak yang mengambil keuntungan dari selisih harga tersebut.

Strategi Diversifikasi Impor BBM

Pemerintah berencana untuk mengalihkan impor BBM secara bertahap mulai November 2025. Tahap awal akan mengurangi impor dari Singapura sebesar 50-60 persen, dengan target akhir menghentikan impor sepenuhnya dari negara tersebut. Untuk mendukung langkah ini, Pertamina tengah membangun dermaga baru yang mampu menampung kapal-kapal berkapasitas besar, sehingga dapat meningkatkan efisiensi pengiriman BBM.

Kemitraan Baru dengan Timur Tengah dan Amerika Serikat

Sebagai alternatif pengganti Singapura, Indonesia akan menjajaki kerja sama impor BBM dengan negara-negara di Timur Tengah dan Amerika Serikat. Kemitraan dengan Amerika Serikat juga merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mempererat hubungan dagang dengan negara tersebut. Indonesia berencana untuk mengimpor BBM, minyak mentah, dan LPG dari Amerika Serikat.

Langkah Strategis Menuju Kemandirian Energi

Upaya diversifikasi impor BBM ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang Indonesia untuk mencapai kemandirian energi. Pemerintah bertekad untuk mengurangi ketergantungan pada impor dan meningkatkan produksi minyak dalam negeri. Dengan langkah-langkah strategis ini, diharapkan Indonesia dapat mengamankan pasokan energi yang stabil dan terjangkau bagi seluruh masyarakat.