Wisatawan Tiongkok Dikenakan Biaya Tambahan Akibat Membawa Durian ke Kamar Hotel di Singapura
Seorang wisatawan asal Tiongkok baru-baru ini mengalami kejadian tak mengenakkan saat berlibur di Singapura. Ia dikenakan biaya tambahan oleh pihak hotel tempatnya menginap, setelah kedapatan membawa buah durian ke dalam kamar.
Insiden ini bermula ketika wisatawan tersebut membeli durian dari pedagang kaki lima. Karena tidak ada tempat untuk menikmati durian di lokasi pembelian, ia memutuskan untuk membawanya ke kamar hotel. Tanpa disadarinya, tindakan ini melanggar peraturan hotel yang melarang membawa durian karena aromanya yang kuat dan khas.
Keesokan harinya, wisatawan tersebut menerima pemberitahuan dari pihak manajemen hotel mengenai biaya tambahan yang harus dibayarkan. Biaya ini dikenakan sebagai kompensasi atas upaya pembersihan dan penghilangan aroma durian yang menyebar di dalam kamar. Wisatawan tersebut mengaku terkejut dengan pemberitahuan ini, karena ia tidak mengetahui adanya larangan membawa durian ke dalam kamar hotel. Ia pun mencoba bernegosiasi dengan pihak hotel, namun ditolak.
Menurut pengakuan wisatawan tersebut, ia telah meminta penjual durian untuk membungkus rapat buah tersebut sebelum dibawa dengan taksi. Ia juga berusaha untuk tidak membicarakan durian selama perjalanan agar tidak mengganggu pengemudi taksi. Namun, aroma durian tetap tercium dan akhirnya terdeteksi oleh pihak hotel.
Kasus ini menjadi pengingat bagi para wisatawan untuk selalu memperhatikan peraturan dan kebijakan yang berlaku di tempat mereka menginap. Beberapa hotel, terutama di kawasan Asia Tenggara, memang memiliki larangan terkait durian karena aromanya yang dianggap mengganggu kenyamanan tamu lain.
Biaya tambahan yang dikenakan kepada wisatawan Tiongkok tersebut mencapai 200 Dolar Singapura, atau sekitar 2,5 juta Rupiah. Pihak hotel menjelaskan bahwa biaya tersebut diperlukan untuk melakukan pembersihan khusus guna menghilangkan aroma durian yang menempel di dalam kamar. Mereka juga menambahkan bahwa beberapa hotel lain bahkan mengenakan biaya yang lebih tinggi untuk kasus serupa.
Kejadian ini menjadi viral di media sosial, memicu diskusi tentang pro dan kontra larangan durian di hotel. Sebagian warganet memahami alasan larangan tersebut, mengingat aroma durian yang kuat dapat mengganggu orang lain. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa larangan tersebut terlalu berlebihan dan diskriminatif.
Terlepas dari pro dan kontra, kasus ini menjadi pelajaran berharga bagi para wisatawan untuk selalu mencari informasi tentang peraturan setempat sebelum melakukan perjalanan. Dengan demikian, mereka dapat menghindari masalah yang tidak perlu dan menikmati liburan dengan tenang.