Landasan Pacu Bandara Binuang Terancam Lumpuh Akibat Kerusakan Parah

Kondisi memprihatinkan terjadi di Bandara S. Tipa Padan yang terletak di Desa Binuang, Kecamatan Krayan Tengah, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Landasan pacu bandara tersebut mengalami kerusakan serius yang mengancam kelancaran akses transportasi udara di wilayah tersebut. Yayasan Mission Aviation Fellowship (MAF) Indonesia telah menyampaikan kekhawatiran mendalam terkait kondisi ini dan mendesak pihak terkait untuk segera melakukan perbaikan.

Kerusakan terparah terjadi pada bagian utara landasan pacu, di mana sekitar 100 meter mengalami retak dan amblas. Director of Operations MAF Indonesia, Lance Kanagy, dalam suratnya yang bertanggal 23 Mei 2025, mengungkapkan bahwa pesawat mereka bahkan sempat dua kali terjebak di ujung utara landasan akibat kondisi tersebut. Insiden ini memaksa petugas untuk mendorong pesawat keluar, yang tentunya sangat berisiko dan mengganggu operasional penerbangan.

Kepala Desa Binuang, Kalvin Daud Ipid, mengamini kondisi kerusakan tersebut. Ia menambahkan bahwa longsor juga memperparah kondisi landasan pacu. Akibatnya, warga terpaksa melintasi landasan yang rusak dengan menggunakan sepeda motor atau berjalan kaki, meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan.

"Kami sudah mengusulkan perawatan, revitalisasi landasan, dan penanganan longsor ke Dinas Perhubungan Kabupaten Nunukan beberapa minggu lalu," ujar Kalvin.

Kalvin menjelaskan bahwa Dinas Perhubungan Kabupaten Nunukan telah memberikan dana untuk pembersihan bandara yang dilakukan oleh masyarakat. Namun, pihak desa tidak memiliki wewenang untuk mengelola dana perbaikan yang lebih besar karena Bandara Binuang berada di bawah pengelolaan Kementerian Perhubungan RI.

"Sejak serah terima bandara ke Pemda Nunukan pada 2024, kondisi kanan-kiri runway, apron, dan parit dipenuhi rumput. Aspal di bagian utara juga terkelupas dan bergelombang akibat roda pesawat serta longsor karena abrasi," bebernya.

Kondisi ini semakin diperparah dengan terputusnya akses darat dari Binuang ke wilayah lain seperti Malinau, Long Bawan, dan Long Layu akibat longsor dan kerusakan jalan. Bandara Binuang menjadi satu-satunya harapan bagi masyarakat untuk mendapatkan pasokan sembako dan kebutuhan lainnya.

"Jika landasan bandara tidak segera diperbaiki, pesawat MAF tidak akan bisa mendarat. Suplai bahan pokok terhenti, perekonomian lumpuh, dan kegiatan masyarakat seperti penanganan pasien sakit akan terhambat," tegas Kalvin.

Upaya konfirmasi kepada Dinas Perhubungan Kabupaten Nunukan terkait rencana perbaikan belum mendapatkan tanggapan resmi. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran mendalam bagi masyarakat setempat yang sangat bergantung pada keberadaan Bandara Binuang sebagai akses utama mereka.

Berikut adalah beberapa dampak yang mungkin terjadi jika perbaikan tidak segera dilakukan:

  • Terhentinya pasokan bahan pokok: Bandara Binuang merupakan jalur utama untuk mendistribusikan sembako ke wilayah terpencil tersebut. Kerusakan landasan pacu akan mengganggu pengiriman dan menyebabkan kelangkaan.
  • Kelumpuhan ekonomi: Aktivitas ekonomi masyarakat setempat akan terhambat karena kesulitan dalam mengirimkan dan menerima barang.
  • Gangguan pelayanan kesehatan: Evakuasi medis dan pengiriman obat-obatan akan terhambat, membahayakan nyawa pasien yang membutuhkan pertolongan segera.
  • Isolasi wilayah: Masyarakat akan semakin terisolasi karena sulitnya akses transportasi ke dan dari wilayah tersebut.