Pemkot Balikpapan Genjot Infrastruktur Antisipasi Banjir: Pengerukan Sungai dan Pembangunan Drainase Jadi Prioritas

Pemkot Balikpapan Perangi Banjir Melalui Infrastruktur dan Kesadaran Masyarakat

Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, tengah berjibaku mengatasi permasalahan banjir yang kerap melanda sejumlah wilayahnya saat musim hujan. Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan, di bawah kepemimpinan Wali Kota Rahmad Mas'ud, terus berupaya keras menerapkan langkah-langkah strategis untuk meminimalisir dampak bencana alam ini. Upaya tersebut difokuskan pada pembangunan dan peningkatan infrastruktur pengendalian banjir, meliputi pengerukan sungai dan pembangunan sistem drainase yang lebih efektif. Wali Kota Rahmad Mas'ud menekankan pentingnya evaluasi berkelanjutan dan pengembangan infrastruktur sebagai kunci dalam menekan angka genangan di titik-titik rawan banjir. Hal ini disampaikannya pada Jumat, 7 Maret 2025, menyatakan komitmen Pemkot untuk mengatasi masalah ini secara terpadu.

Pemkot Balikpapan mengidentifikasi delapan daerah aliran sungai (DAS) sebagai penyebab utama banjir. DAS Ampal, yang merupakan DAS terbesar, menjadi perhatian utama mengingat kontribusinya yang signifikan terhadap genangan. Kawasan Manggar juga menjadi area yang sering terdampak, yang disebabkan oleh sistem drainase yang belum memadai. Sebagai solusi jangka panjang, Pemkot Balikpapan berencana membangun infrastruktur pengendalian banjir di lahan seluas 10 hektare. Selain itu, pemerintah setempat juga berkomitmen untuk mempercepat pembangunan infrastruktur pengendalian banjir dan melakukan pengerukan sungai secara berkala untuk mencegah luapan air. Namun, upaya teknis ini tidak cukup tanpa dukungan partisipasi aktif masyarakat. Wali Kota Rahmad Mas'ud menghimbau masyarakat untuk turut serta menjaga kebersihan lingkungan, menghindari pembuangan sampah sembarangan ke sungai dan saluran drainase, guna mencegah penyumbatan yang dapat memperparah banjir.

Kesulitan Warga dan Harapan Akan Solusi Cepat

Meskipun Pemkot Balikpapan telah berupaya keras, masih ada keluhan dari warga di daerah yang sering terdampak banjir. Iwan (50), warga Sungai Ampal, mengungkapkan bahwa banjir masih sering terjadi meskipun ada perbaikan infrastruktur. Rumahnya masih sering terendam saat hujan deras. Senada dengan itu, Siti (42), warga Manggar, juga mengeluhkan genangan air yang disebabkan oleh drainase yang tersumbat. Ia dan warga sekitar sering melakukan kerja bakti membersihkan saluran air, namun hal tersebut belum mampu mengatasi masalah banjir secara tuntas. Kedua warga ini berharap Pemkot Balikpapan dapat memberikan solusi yang lebih cepat dan efektif untuk mengatasi masalah banjir yang terus berulang ini. Mereka menekankan perlunya percepatan pembangunan infrastruktur dan solusi yang berkelanjutan untuk melindungi mereka dari kerugian dan ketidaknyamanan yang disebabkan oleh banjir.

Langkah Konkret Pemkot Balikpapan:

  • Pengerukan sungai: Pembersihan sungai secara berkala untuk meningkatkan kapasitas aliran air.
  • Pembangunan drainase: Peningkatan dan perluasan sistem drainase untuk mengoptimalkan penyaluran air hujan.
  • Pembangunan infrastruktur pengendalian banjir (10 hektare): Proyek jangka panjang untuk mengendalikan aliran air dan mencegah banjir.
  • Sosialisasi dan edukasi warga: Himbauan kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan.
  • Kerja sama warga: Gotong royong membersihkan saluran air sebagai upaya pencegahan banjir.

Pemkot Balikpapan menyadari bahwa penanggulangan banjir memerlukan pendekatan terpadu, melibatkan baik upaya teknis maupun kesadaran masyarakat. Komitmen pemerintah untuk terus berupaya dan dukungan aktif dari seluruh lapisan masyarakat sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang aman dari ancaman banjir.