Hotel di Jawa Timur Terapkan Cuti Tidak Dibayar sebagai Strategi Efisiensi

Sektor perhotelan di Jawa Timur tengah menghadapi tantangan ekonomi yang mendorong sejumlah hotel untuk mengambil langkah efisiensi. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Timur mengungkapkan bahwa sebagai respons terhadap kondisi tersebut, beberapa hotel bintang empat dan lima di wilayah tersebut telah menerapkan kebijakan cuti tidak dibayar (unpaid leave) bagi karyawan mereka.

Kebijakan ini, yang mulai diterapkan sejak awal tahun 2025, bertujuan untuk mengurangi beban operasional hotel di tengah situasi ekonomi yang menantang. Ketua PHRI Jawa Timur, Dwi Cahyono, menjelaskan bahwa sekitar 10 hingga 15 persen hotel di Jawa Timur telah menerapkan sistem ini. Langkah ini diambil sebagai alternatif untuk menghindari pemutusan hubungan kerja (PHK), yang akan memberikan dampak lebih besar bagi karyawan dan industri perhotelan secara keseluruhan.

Hotel-hotel yang memberlakukan unpaid leave umumnya berlokasi di kota-kota besar seperti Surabaya, Malang, Batu, Banyuwangi, dan Jember. Faktor utama yang melatarbelakangi keputusan ini adalah tingginya biaya operasional, termasuk upah karyawan. Di Surabaya, misalnya, Upah Minimum Sektoral Kabupaten/Kota (UMSK) lebih tinggi daripada Upah Minimum Kota (UMK), sehingga beban upah yang harus ditanggung hotel menjadi lebih besar.

Selain unpaid leave, hotel-hotel juga mengurangi penggunaan tenaga kerja harian atau daily worker. Langkah ini dilakukan dengan mengurangi jadwal kerja mereka, terutama karena berkurangnya kegiatan atau event yang diselenggarakan oleh pemerintah. Pengurangan tenaga kerja harian ini telah mencapai angka 50 hingga 60 persen.

Sebagai upaya untuk mengatasi ketergantungan pada kegiatan pemerintah, hotel-hotel juga berusaha memperluas pangsa pasar mereka. Mereka menargetkan wisatawan asing dan perusahaan swasta sebagai sumber pendapatan alternatif. Namun, Dwi Cahyono mengakui bahwa dampak dari upaya ini tidak akan langsung terasa dalam waktu dekat.

PHRI Jawa Timur berharap bahwa langkah-langkah efisiensi yang diambil oleh hotel-hotel dapat membantu mereka melewati masa sulit ini tanpa harus melakukan PHK massal. Dengan kombinasi efisiensi biaya dan diversifikasi pasar, diharapkan sektor perhotelan di Jawa Timur dapat tetap bertahan dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian daerah.

Berikut adalah langkah-langkah efisiensi yang dilakukan oleh hotel:

  • Cuti tidak dibayar (unpaid leave) bagi karyawan
  • Pengurangan penggunaan tenaga kerja harian (daily worker)
  • Perluasan pangsa pasar ke wisatawan asing dan perusahaan swasta