Telegram, aplikasi pesan instan yang terus berupaya menantang dominasi WhatsApp, baru-baru ini mengumumkan kemitraan strategis dengan xAI, perusahaan kecerdasan buatan yang didirikan oleh Elon Musk. Kemitraan ini akan menghadirkan chatbot AI Grok ke platform Telegram dan memperkuat posisi keuangan perusahaan.

Menurut CEO Telegram, Pavel Durov, xAI telah menginvestasikan USD 300 juta ke Telegram untuk memfasilitasi peluncuran Grok. Selain itu, Telegram juga akan menerima 50% dari pendapatan langganan xAI yang dihasilkan melalui platformnya. Durov mengklaim bahwa kolaborasi ini akan memberikan pengguna Telegram akses ke teknologi AI terdepan di pasar pada musim panas ini.

যদিও Elon Musk mengonfirmasi bahwa belum ada kesepakatan yang ditandatangani dengan Telegram, kemitraan potensial ini menandai langkah signifikan bagi Telegram dalam upayanya untuk meningkatkan daya saingnya. Aplikasi ini, yang saat ini memiliki lebih dari satu miliar pengguna aktif bulanan, populer di berbagai negara, termasuk Rusia dan Ukraina, di mana ia digunakan oleh pejabat pemerintah dan militer.

Selain kemitraan dengan xAI, Telegram juga dikenal karena pendekatan agresifnya terhadap WhatsApp. Durov baru-baru ini meluncurkan kontes dengan hadiah USD 50.000 untuk kreator konten yang dapat menunjukkan keunggulan Telegram dibandingkan WhatsApp. Dia mengklaim bahwa WhatsApp telah menjalankan kampanye yang merugikan Telegram dan bahwa fitur-fiturnya sudah ketinggalan zaman dibandingkan dengan Telegram.

Terlepas dari upayanya untuk menantang WhatsApp, Durov sendiri sedang menghadapi penyelidikan di Prancis atas tuduhan bahwa Telegram memungkinkan aktivitas kriminal seperti perdagangan narkoba, penipuan, dan pornografi anak. Durov, yang meninggalkan Rusia pada tahun 2014, saat ini mengoperasikan Telegram dari Dubai.

Telegram terus berupaya untuk berinovasi dan menarik pengguna baru, kemitraan dengan xAI ini menjadi bukti ambisinya untuk menjadi pemimpin di pasar aplikasi pesan instan.