Jembatan Putus Akibat Banjir, Warga Polewali Mandar Andalkan Rakit Bambu untuk Akses Seberang
Bencana banjir yang melanda Desa Tapua, Kecamatan Tapango, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, telah memutus akses vital bagi ribuan warganya. Jembatan penghubung antar desa dan kecamatan, yang menjadi urat nadi perekonomian dan mobilitas sehari-hari, hanyut tersapu derasnya air Sungai Masunni sejak Kamis, 22 Mei 2025.
Akibatnya, empat dusun, yakni Tapua, Pamombong, Pussendana, dan Sepang, terisolasi. Lebih dari seribu jiwa, atau sekitar 200 kepala keluarga, kini menghadapi kesulitan besar untuk beraktivitas. Akses ke pasar, sekolah, layanan kesehatan, dan ladang menjadi terhambat.
Kondisi ini memaksa warga untuk mengambil risiko besar dengan menyeberangi sungai menggunakan rakit bambu. Alternatif berbahaya ini menjadi satu-satunya cara untuk keluar masuk dusun, meskipun arus sungai yang deras kerap kali mengancam keselamatan mereka. Tali pengikat rakit sering putus akibat derasnya arus, sehingga warga harus berjuang keras untuk mencapai tepian sungai.
Kepala Dusun Tapua, Saparuddin, mengungkapkan keprihatinannya atas kondisi ini. Menurutnya, warga terpaksa menggunakan rakit bambu karena tidak ada jalan alternatif lain. Aktivitas warga sangat terganggu akibat putusnya infrastruktur tersebut. Sungai yang memiliki lebar sekitar 35 meter dengan arus yang kuat semakin menyulitkan aktivitas warga.
Kepala Desa Tapua, Ahmad, menjelaskan bahwa pemerintah dusun dan desa telah berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten dan dinas terkait. Namun, hingga saat ini, belum ada tindakan nyata untuk memperbaiki jembatan yang putus. Warga sangat berharap pemerintah daerah segera membangun jembatan darurat atau permanen agar akses transportasi dan perekonomian dapat kembali normal. Putusnya jembatan ini terjadi setelah hujan deras menyebabkan Sungai Masunni meluap.
Warga berharap pemerintah segera bertindak cepat untuk membangun jembatan pengganti, baik jembatan darurat maupun jembatan permanen, agar aktivitas mereka dapat kembali normal dan roda perekonomian desa dapat berputar kembali. Mereka berharap agar penderitaan mereka segera berakhir dan akses yang aman dapat segera dipulihkan.
Berikut adalah poin-poin penting yang perlu diperhatikan dalam situasi ini:
- Dampak Luas: Putusnya jembatan telah berdampak pada ribuan warga di empat dusun.
- Solusi Sementara Berbahaya: Penggunaan rakit bambu sebagai alternatif penyeberangan sangat berisiko.
- Koordinasi Pemerintah: Pemerintah desa telah berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten, namun belum ada tindakan nyata.
- Harapan Warga: Warga sangat berharap pemerintah segera membangun jembatan pengganti.