Lonjakan Harga Cabai Rawit di Trenggalek Mengancam Daya Beli Masyarakat

Lonjakan Harga Cabai Rawit di Trenggalek Mengancam Daya Beli Masyarakat

Harga cabai rawit di Kabupaten Trenggalek tengah mengalami peningkatan signifikan, bahkan sempat menyentuh angka Rp110.000 per kilogram di tingkat pengecer. Kenaikan harga yang tajam ini, menurut pedagang di Pasar Basah Trenggalek, Siti Fatimah, telah berlangsung selama dua pekan terakhir. Meskipun saat ini harga telah sedikit mereda menjadi Rp98.000 per kilogram, tekanan inflasi pada komoditas penting ini tetap menjadi perhatian serius. Fluktuasi harga yang ekstrem, dengan kenaikan dan penurunan hingga Rp10.000 per kilogram dalam sehari, membuat para pedagang kesulitan memprediksi pasar dan konsumen enggan membeli dalam jumlah banyak.

Siti Fatimah menjelaskan dampak langsung dari lonjakan harga ini terhadap penjualannya. Omzetnya mengalami penurunan drastis. Jika biasanya mampu menjual 60 kilogram cabai rawit per hari, kini penjualannya hanya berkisar antara 30 hingga 35 kilogram. Penurunan daya beli masyarakat sangat terasa. Konsumen banyak yang mengurangi jumlah pembelian, bahkan dari 1 kilogram menjadi hanya 0,5 kilogram. Beberapa konsumen bahkan beralih ke cabai rawit kering impor yang harganya relatif stabil di kisaran Rp80.000 per kilogram, terutama para pedagang makanan yang membutuhkan pasokan stabil.

Penyebab pasti lonjakan harga ini masih belum dapat dipastikan oleh pedagang. Namun, Siti Fatimah menduga bahwa berkurangnya pasokan dari pasar grosir menjadi salah satu faktor utama. Dugaan ini diperkuat oleh keterbatasan stok cabai rawit di pasar grosir dalam beberapa hari terakhir. Selain itu, tingginya permintaan di tengah musim panen yang mungkin kurang optimal diperkirakan juga berkontribusi terhadap kenaikan harga. Situasi ini tentunya perlu menjadi perhatian bagi pemerintah daerah untuk menelusuri lebih lanjut penyebab lonjakan harga dan mencari solusi untuk menstabilkan harga cabai rawit di pasaran.

Tidak hanya cabai rawit, lonjakan harga juga terjadi pada komoditas bawang merah. Harga bawang merah di pasar tradisional Trenggalek meningkat dari Rp34.000 menjadi Rp40.000 per kilogram. Sementara itu, harga bawang putih relatif stabil di angka Rp40.000 per kilogram. Kenaikan harga komoditas pangan ini menimbulkan kekhawatiran akan semakin meningkatnya beban pengeluaran masyarakat, terutama bagi mereka yang memiliki pendapatan rendah. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah strategis untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pangan pokok di Kabupaten Trenggalek.

Pemerintah daerah, bersama dengan stakeholder terkait, perlu melakukan kajian mendalam terkait fenomena ini. Kajian tersebut meliputi aspek produksi, distribusi, hingga daya beli masyarakat. Diperlukan pula langkah-langkah konkret untuk mengatasi permasalahan ini, mulai dari memastikan ketersediaan pasokan, hingga memberikan bantuan kepada petani dan pedagang agar dapat tetap bertahan di tengah gejolak harga. Langkah-langkah tersebut sangat penting untuk melindungi daya beli masyarakat dan menjaga stabilitas perekonomian di Kabupaten Trenggalek.