Gunung Ile Lewotolok Erupsi, Status Waspada Diberlakukan

Gunung Ile Lewotolok yang terletak di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, mengalami erupsi pada Jumat (30/5/2025) pukul 15.02 WITA. Erupsi ini menyebabkan kolom abu vulkanik membumbung tinggi hingga mencapai 1.000 meter di atas puncak gunung, atau sekitar 2.423 meter di atas permukaan laut.

Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Ile Lewotolok mencatat erupsi ini terekam pada seismogram dengan amplitudo maksimum 19,5 milimeter dan durasi sekitar 44 detik. Kolom abu yang keluar dari kawah gunung berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal, condong ke arah barat dan barat laut.

Sehubungan dengan aktivitas vulkanik yang meningkat, status Gunung Ile Lewotolok saat ini berada pada Level II atau Waspada. Stanislaus Arakian, petugas PGA Ile Lewotolok, mengimbau masyarakat dan wisatawan untuk tidak beraktivitas dalam radius 2 kilometer dari pusat kawah aktif.

Lebih lanjut, Stanislaus menekankan perlunya kewaspadaan ekstra bagi warga yang tinggal di Desa Lamatokan dan Desa Jontona, terutama terhadap potensi bahaya guguran atau longsoran lava dari sisi timur puncak gunung.

Imbauan serupa juga ditujukan kepada masyarakat Desa Jontona dan Desa Todanara, agar tidak beraktivitas di sektor selatan dan tenggara dalam radius 2,5 kilometer dari pusat aktivitas gunung. Potensi bahaya guguran lava dari bagian selatan dan tenggara kawah juga menjadi perhatian utama.

Selain itu, masyarakat Desa Amakaka diimbau untuk menghindari aktivitas di wilayah sektoral barat sejauh 2,5 kilometer dari pusat aktivitas Gunung Ile Lewotolok, mengingat potensi ancaman bahaya guguran atau longsoran lava dari bagian barat puncak.

Untuk melindungi diri dari dampak abu vulkanik, masyarakat di sekitar Gunung Ile Lewotolok disarankan untuk menggunakan masker dan perlengkapan pelindung lainnya guna menghindari gangguan pernapasan (ISPA) dan masalah kesehatan lainnya.

Masyarakat yang tinggal di dekat lembah atau aliran sungai yang berhulu di Gunung Ile Lewotolok juga diminta untuk waspada terhadap potensi lahar, terutama saat musim hujan.