Jawa Tengah Surplus Hewan Kurban, Ekonomi Daerah Diprediksi Bergeliat

Menjelang Hari Raya Idul Adha 2025, Jawa Tengah menunjukkan kesiapan yang matang dalam penyediaan hewan kurban. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Jawa Tengah melaporkan bahwa stok hewan kurban, meliputi sapi, kerbau, kambing, dan domba, jauh melampaui kebutuhan yang ada di 35 kabupaten/kota. Situasi ini mengindikasikan potensi perputaran ekonomi yang signifikan di sektor peternakan Jawa Tengah.

Kepala Disnakkeswan Jawa Tengah, Supriyanto, mengungkapkan proyeksi nilai ekonomi dari transaksi hewan kurban tahun ini. Dengan estimasi jumlah hewan yang akan dikurbankan mencapai 547.590 ekor, Supriyanto memperkirakan perputaran uang di Jawa Tengah dapat mencapai Rp 5,4 triliun. Proyeksi ini didasarkan pada harga rata-rata hewan kurban, di mana sapi dan kerbau diperkirakan bernilai sekitar Rp 25.000.000 per ekor, sementara kambing dan domba sekitar Rp 4.000.000 per ekor.

Surplus hewan kurban di Jawa Tengah tercermin dari data ketersediaan dan kebutuhan masing-masing jenis hewan:

  • Kambing: Tersedia 795.423 ekor, kebutuhan 290.478 ekor
  • Domba: Tersedia 419.083 ekor, kebutuhan 102.907 ekor
  • Sapi Potong: Tersedia 314.121 ekor, kebutuhan 150.358 ekor
  • Kerbau: Tersedia 9.736 ekor, kebutuhan 3.847 ekor

Kondisi surplus ini memberikan jaminan kepada masyarakat Jawa Tengah bahwa kebutuhan hewan kurban akan terpenuhi dengan baik. Lebih lanjut, hal ini juga memberikan dampak positif bagi peternak lokal yang dapat memanfaatkan momentum Idul Adha untuk meningkatkan penjualan.

Di tingkat peternak, tren peningkatan permintaan terhadap sapi lokal juga terlihat. Junianto, seorang peternak sapi lokal di Semarang, mengungkapkan bahwa sapi-sapi peliharaannya telah dipesan untuk keperluan kurban. Ia menjelaskan bahwa sapi lokal memiliki daya tarik tersendiri karena harganya yang lebih terjangkau dibandingkan dengan jenis sapi impor seperti simental. Sapi lokal miliknya dihargai sekitar Rp 23 juta per ekor, sementara simental bisa mencapai Rp 30 juta atau lebih.

Junianto juga menekankan pentingnya kesabaran dan ketelatenan dalam beternak sapi lokal. Dengan perawatan yang baik dan tanpa memerlukan teknologi canggih, ia mampu menghasilkan sapi berkualitas yang memenuhi syarat untuk kurban. Keberhasilan Junianto dalam menjual habis ternaknya menjadi bukti bahwa sapi lokal tetap diminati oleh masyarakat Jawa Tengah untuk perayaan Idul Adha.