Pemusatan Latihan Timnas di Bali: Erick Thohir Tekankan Aspek Kemanusiaan dan Apresiasi Pemain
markdown Menjelang laga krusial putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, Tim Nasional Indonesia menggelar pemusatan latihan (TC) di Bali pada 26-31 Mei 2025. Keputusan ini, yang melibatkan 32 pemain dan persiapan menghadapi China (5 Juni 2025) dan Jepang (10 Juni 2025), menimbulkan pertanyaan mengenai pemilihan lokasi mengingat pertandingan melawan China akan berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memberikan penjelasan terkait pemilihan Bali sebagai lokasi TC. Ia menepis anggapan bahwa pemilihan Bali semata-mata didasarkan pada citranya sebagai destinasi wisata. Erick Thohir menekankan bahwa pemain sepak bola bukanlah robot dan perlu diapresiasi. Menurutnya, para pemain mengalami kelelahan fisik dan mental setelah menyelesaikan musim kompetisi yang panjang.
"Kenapa Bali? Pemain itu bukan robot. Mereka ada letihnya, banyak capainya, ada juga kelelahan mental, boring," ujar Erick Thohir.
Lebih lanjut, Erick Thohir menjelaskan bahwa pemusatan latihan yang dimulai lebih awal dari jadwal resmi FIFA Matchday bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada para pemain untuk memulihkan diri dan bertemu keluarga. Ia mengapresiasi pengorbanan para pemain yang bersedia bergabung dengan timnas lebih awal dan mengurangi jatah liburan mereka.
"Artinya apa? Kita harus apresiasi pengorbanan mereka ketika bergabung dengan timnas. Mereka diminta untuk TC lebih awal, mengurangi jatah liburan mereka, kita kasih kesempatan mereka untuk recovery, bertemu keluarga," imbuhnya.
Erick Thohir juga menyinggung pengalaman timnas U17 Indonesia yang menjalani pemusatan latihan panjang tanpa bertemu keluarga. Ia tidak ingin hal serupa terulang dan mengikis sisi kemanusiaan para pemain.
"Sama-sama manusia. Kita tidak bisa memakai mereka seperti robot," tegasnya.
Oleh karena itu, pemilihan Bali diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi para pemain untuk berkumpul dengan keluarga selama 2-3 hari sebelum fokus menjalani pemusatan latihan. Erick Thohir menegaskan bahwa tidak ada keluarga yang diperbolehkan menginap di hotel tempat para pemain menginap selama TC.
Selain aspek kemanusiaan, Erick Thohir juga menyoroti fasilitas yang tersedia di Bali. Ia menyebutkan bahwa Bali memiliki lapangan latihan terbaik dan rumah sakit bertaraf internasional yang telah beroperasi.
"Jadi itu yang kita bilang jangan konotasi Bali dilihat sebagai liburan. Bali ini punya fasilitas yang luar biasa. Lapangan latihan, mohon maaf, tapi kita hari ini bisa bilang yang terbaik. Kita juga punya rumah sakit tingkat internasional yang sudah beroperasi," jelasnya.
Erick Thohir juga melihat Bali sebagai simbol harapan, tidak hanya untuk pariwisata olahraga tetapi juga sebagai pusat pemulihan dan kesehatan. Ia berharap Bali dapat dipromosikan sebagai destinasi yang menawarkan lebih dari sekadar liburan.
"Artinya apa? Kita ingin mempromosikan Bali, bahwa Bali sebagai hope, tourism bukan hanya untuk olahraga tapi juga kesehatan. Itu yang kita dorong," pungkas Erick Thohir.
Dengan demikian, pemilihan Bali sebagai lokasi pemusatan latihan Timnas Indonesia merupakan kombinasi antara apresiasi terhadap pengorbanan pemain, penyediaan fasilitas yang memadai, dan promosi Bali sebagai destinasi wisata olahraga dan kesehatan.