Kemenaker Soroti Pelaksanaan Job Fair di Bekasi, Minta Pemda Lakukan Evaluasi Teknis
Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) memberikan tanggapan terkait insiden yang terjadi pada bursa kerja yang diselenggarakan di President University, Bekasi, baru-baru ini. Kepala Biro Humas Kemenaker, Sunardi Manampiar Sinaga, menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Bekasi atas inisiatif tersebut, namun menekankan pentingnya evaluasi menyeluruh agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
"Kami sangat memahami antusiasme masyarakat dalam mencari peluang kerja. Peristiwa ini menjadi indikator bahwa kebutuhan akan informasi dan akses terhadap lapangan kerja masih sangat besar," ungkap Sunardi pada hari Jumat (30/5/2025).
Sunardi menjelaskan bahwa penyelenggaraan job fair harus direncanakan dengan matang. Sebagai wadah konsolidasi peluang kerja, job fair secara alami menarik minat banyak pencari kerja, berbeda dengan proses lamaran kerja konvensional yang bersifat individual dan tersebar.
Kenaikan jumlah angkatan kerja, termasuk lulusan baru, pekerja yang berhenti, dan mereka yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), menjadi faktor pendorong tingginya minat masyarakat terhadap job fair. "Job fair adalah bentuk fasilitasi pemerintah untuk mempertemukan pencari kerja dengan perusahaan di satu lokasi. Oleh karena itu, penyelenggaraannya harus teratur dan terencana dengan baik," tegasnya.
Sunardi menyoroti pertumbuhan angkatan kerja di Indonesia. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada Februari 2025, jumlah angkatan kerja mencapai lebih dari 149 juta orang, meningkat sekitar 2 juta dibandingkan tahun sebelumnya, didominasi oleh lulusan baru.
Ia mencontohkan keberhasilan job fair Kemenaker yang diadakan pada 22–23 Mei 2025 di Jakarta. Acara tersebut menawarkan lebih dari 52.000 lowongan dari berbagai perusahaan dan dihadiri oleh lebih dari 20.000 pencari kerja. Keberhasilan ini dicapai berkat perencanaan yang cermat, termasuk pengaturan jalur masuk-keluar, penyediaan fasilitas umum, keamanan, dan posko kesehatan.
Beberapa pemerintah daerah juga aktif menggelar job fair sepanjang tahun 2025:
- Pemprov DKI Jakarta: Rutin mengadakan job fair di berbagai lokasi seperti Tamini Square (Februari), GOR Pancoran dan Cilandak (April), serta Kemayoran dan Johar Baru (Mei).
- Pemkab Bekasi: Mengadakan job fair di President University, Jababeka, pada 27 Mei, dengan partisipasi 64 perusahaan dan 2.517 lowongan.
- Pemkab Sidoarjo: Menggelar job fair hybrid pada 27–28 Mei dengan 40 perusahaan dan 1.800 lowongan.
- Pemkab Kebumen: Membuka 7.000 lowongan dalam job fair di Hotel Mexolie pada 21–22 Mei.
- Pemprov Sulawesi Tenggara: Membuka 2.573 lowongan dalam job fair pada April 2025.
"Kemenaker mengapresiasi seluruh pemerintah daerah yang telah menyelenggarakan job fair sebagai upaya nyata mendekatkan peluang kerja kepada masyarakat," ujar Sunardi.
Meski demikian, ia menekankan perlunya perencanaan teknis yang komprehensif, termasuk pengaturan alur keluar-masuk, pengelolaan parkir, fasilitas umum, posko kesehatan, pengamanan, dan pembatasan peserta melalui sistem pendaftaran online. Kemenaker berharap insiden di Bekasi menjadi pelajaran berharga untuk evaluasi bersama.
Sebelumnya, job fair yang diselenggarakan oleh Pemkab Bekasi di Convention Center President University, Cikarang, pada Selasa (27/5/2025), diwarnai kericuhan. Ribuan pencari kerja saling berdesakan untuk memindai kode QR pendaftaran, dan beberapa orang dilaporkan pingsan. Dari sekitar 25.000 pelamar yang hadir, hanya tersedia sekitar 2.000 lowongan kerja.