Banjir Bandang Terjang Berau: Belasan Rumah Lenyap, Ratusan Jiwa Mengungsi
Banjir Bandang Terjang Berau, Kalimantan Timur
Bencana banjir bandang melanda Kecamatan Segah, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, pada Jumat (30/5/2025), menyebabkan kerusakan parah dan memaksa ratusan warga mengungsi. Arus deras air bah yang datang secara tiba-tiba menghancurkan permukiman, merobohkan dan menghanyutkan sedikitnya 15 rumah.
Akibat kejadian ini, ratusan warga kehilangan tempat tinggal dan terpaksa mengungsi ke berbagai fasilitas umum yang ada di sekitar wilayah tersebut. Balai desa, pendopo kecamatan, gereja, serta rumah-rumah kerabat yang berada di dataran tinggi menjadi tempat perlindungan sementara bagi para pengungsi.
"Rumah-rumah warga sampai bergeser ke tengah jalan akibat derasnya arus. Ini merupakan kejadian yang sangat mengerikan. Total ada 15 rumah yang hilang dan hancur total," ungkap Nopian Hidayat, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Berau.
Nopian menjelaskan bahwa dampak terparah dari banjir ini dirasakan di Kampung Long Ayap dan Long La'ai. Meskipun air di wilayah hulu dilaporkan telah surut, namun sembilan kampung yang berada di wilayah tengah masih terendam banjir. Ketinggian air masih menggenangi halaman rumah warga, sehingga aktivitas sehari-hari terganggu.
Warga setempat menuturkan bahwa banjir kali ini merupakan yang terparah dalam sejarah wilayah tersebut. Beberapa warga lanjut usia yang telah tinggal di kampung tersebut selama lebih dari 7 dekade mengaku baru pertama kali melihat air setinggi ini. Rumah-rumah panggung yang biasanya aman dari banjir, kini ikut terendam.
"Biasanya rumah panggung setinggi empat meter pun aman, tapi sekarang masih tergenang," kata Nopian, mengutip kesaksian warga.
Saat ini, warga dibantu oleh tim relawan dan petugas dari BPBD sedang berupaya membersihkan sisa-sisa material banjir yang terbawa arus, seperti batang pohon besar dan lumpur tebal.
Upaya Penanganan dan Bantuan
Puluhan pengungsi kini menempati Balai Pertemuan Umum (BPU), kantor desa, dan gereja. Sebagian lainnya memilih untuk tinggal sementara di rumah keluarga yang berada di dataran yang lebih tinggi. Pemerintah daerah melalui BPBD Berau fokus pada pemenuhan kebutuhan dasar para pengungsi, terutama pangan dan layanan medis.
BPBD Berau berupaya memberikan pelayanan kesehatan yang optimal bagi para pengungsi, termasuk layanan jemput bola untuk mengantisipasi potensi masalah kesehatan seperti penyakit kulit, diare, dan trauma psikologis, terutama pada anak-anak dan lansia.
Kegiatan trauma healing juga menjadi prioritas untuk memulihkan kondisi psikologis warga, khususnya anak-anak yang masih dalam masa libur sekolah dan kini harus tinggal di pengungsian. Pada saat puncak banjir, akses menuju lokasi sempat terputus akibat derasnya arus air. Bahkan kendaraan lapangan BPBD yang telah dilengkapi dengan ban ekstrem pun tidak mampu melintas.
Bupati Berau telah membagi tim kunjungan ke dua lokasi terparah, termasuk Kampung Long Ayap yang menjadi viral di media sosial karena video permintaan tolong dari warga yang rumahnya hanyut. Selain itu, dua gereja di wilayah tersebut juga dilaporkan hilang terseret banjir.
BPBD mengimbau warga untuk segera melaporkan jika ada kasus kesehatan darurat, khususnya pada lansia, ibu hamil, dan anak-anak. Laporan dapat disampaikan langsung melalui telepon kepada aparatur desa atau BPBD tanpa perlu melalui prosedur administrasi yang rumit.
Nopian juga mengimbau warga untuk terus memantau prakiraan cuaca dari BMKG, waspada terhadap bahaya listrik saat banjir, dan menghindari binatang buas seperti ular atau buaya.
Perusahaan-perusahaan di sekitar wilayah terdampak banjir juga diharapkan dapat berkontribusi dalam bentuk logistik, bahan pokok, dan tenaga untuk membantu membersihkan sisa-sisa banjir. BPBD akan terus memantau dan mendorong perusahaan-perusahaan tersebut untuk memberikan bantuan yang dibutuhkan.