Bursa Ketua Umum PPP Memanas: Dudung dan Saifullah Yusuf Nyatakan Mundur, Persaingan Diprediksi Semakin Sengit
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menghadapi dinamika internal yang menarik menjelang Muktamar 2025. Dua tokoh eksternal yang sebelumnya disebut-sebut sebagai kandidat potensial ketua umum, yakni Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Dudung Abdurachman, telah menyatakan ketidakbersediaan mereka untuk maju dalam pemilihan.
Juru Bicara PPP, Usman M Tokan, menanggapi situasi ini dengan santai. Menurutnya, mundurnya figur-figur seperti Gus Ipul dan Dudung adalah hal yang wajar dalam dinamika politik. Ia bahkan berpendapat bahwa keputusan ini justru akan membuat persaingan dalam Muktamar mendatang semakin menarik dan sengit.
"Saat ini sudah ada pernyataan Gus Ipul tidak sanggup memimpin PPP dan sekarang kalau ada pernyataan Pak Dudung yang mundur dari pencalonan di Muktamar PPP, kami anggap hal biasa," ujar Usman.
Usman menambahkan bahwa seluruh jajaran pengurus PPP, baik di tingkat pusat maupun daerah, tengah mempersiapkan diri secara intensif untuk menyambut Muktamar yang diperkirakan akan digelar pada bulan September. Ia meyakini bahwa kontestasi untuk menduduki posisi puncak di partai berlambang Kabah ini akan semakin ketat, dengan munculnya nama-nama baru baik dari internal maupun eksternal partai.
Sebelumnya, Ketua Majelis Pertimbangan PPP, Romahurmuziy (Rommy), sempat mengungkapkan beberapa nama tokoh eksternal yang berpotensi menjadi kandidat ketua umum. Selain Dudung dan Saifullah Yusuf, nama Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan mantan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto juga sempat disebut. Namun, satu per satu tokoh tersebut menyatakan penolakan.
Dudung Abdurachman, yang kini menjabat sebagai Penasihat Khusus Presiden Bidang Urusan Pertahanan Nasional, secara tegas menyatakan bahwa dirinya belum berminat untuk terjun ke dunia politik praktis.
"Saya tidak berminat, belum mau berpolitik saya," tegas Dudung kepada awak media.
Ia juga mengaku terkejut namanya masuk dalam bursa calon ketua umum PPP.
"Waduh saya enggak tahu, itu yang bilang siapa? Oh Pak Rommy, saya tidak (berminat)," ujarnya.
Senada dengan Dudung, Saifullah Yusuf juga menolak tawaran untuk menjadi ketua umum PPP. Gus Ipul beralasan bahwa ia merasa tidak sanggup memikul tanggung jawab yang begitu besar.
"Pertanggungjawabannya banyak. Oleh karena itu, saya enggak sanggup," kata Gus Ipul.
Ia juga menilai bahwa ada banyak tokoh lain yang lebih layak untuk memimpin PPP ke depan. Dengan mundurnya dua nama potensial ini, peta persaingan menuju kursi ketua umum PPP semakin terbuka lebar. Muktamar mendatang diprediksi akan menjadi ajang pertarungan yang sengit dan menarik untuk disaksikan.