Ancaman Pengungsi Iklim Mengintai: Kenaikan Permukaan Laut Tak Terhindarkan Meski Target Suhu Tercapai

Peningkatan permukaan air laut yang berkelanjutan, dipicu oleh pencairan lapisan es global, berpotensi memicu krisis pengungsian massal, bahkan jika target pemanasan global 1,5 derajat Celsius berhasil dicapai. Demikian temuan studi terbaru yang memperingatkan tentang konsekuensi jangka panjang dari perubahan iklim. Riset ini menggabungkan data dari periode hangat prasejarah Bumi, observasi terkini terhadap dinamika lapisan es, dan simulasi numerik yang kompleks.

Analisis menunjukkan bahwa tingkat pemanasan saat ini, yang telah mencapai sekitar 1,2 derajat Celsius di atas tingkat pra-industri, mungkin sudah melewati titik kritis untuk menjaga stabilitas lapisan es. Jika tren pemanasan ini berlanjut, risiko keruntuhan lapisan es semakin besar, yang dapat menyebabkan kenaikan permukaan laut hingga beberapa meter. Para ilmuwan menekankan bahwa meskipun pencapaian target 1,5 derajat Celsius merupakan langkah krusial, hal itu saja tidak cukup untuk mencegah dampak signifikan dari kenaikan permukaan laut.

Profesor Chris Stokes dari Universitas Durham, penulis utama studi tersebut, menekankan bahwa fokus utama harus tetap pada upaya pembatasan pemanasan global hingga 1,5°C. Namun, konsekuensi dari perubahan yang sudah terjadi tidak bisa diabaikan. Kenaikan permukaan laut dengan laju satu sentimeter per tahun dapat menjadi kenyataan dalam rentang hidup generasi muda saat ini. Kenaikan ini akan mengakibatkan dampak yang sangat besar bagi wilayah pesisir.

Profesor Jonathan Bamber dari Universitas Bristol menambahkan bahwa konsep "batas aman" dalam konteks ini bukan berarti tidak ada dampak sama sekali, melainkan batas di mana adaptasi masih memungkinkan tanpa memicu migrasi massal. Jika dunia gagal mencapai batas tersebut, adaptasi akan menjadi sangat sulit, dan migrasi penduduk dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah modern menjadi sangat mungkin. Studi tersebut menyoroti bahwa sekitar 230 juta orang saat ini tinggal di wilayah yang hanya satu meter di atas permukaan laut, menjadikan mereka kelompok yang paling rentan terhadap dampak pencairan lapisan es. Bahkan kenaikan permukaan laut setinggi satu meter dapat menyebabkan jutaan orang mengungsi dari tempat tinggal mereka.

Perlu dicatat bahwa trajectory pemanasan global saat ini mengarah pada peningkatan suhu antara 2,1 hingga 2,9 derajat Celsius pada tahun 2100. Skenario ini akan memperburuk dampak kenaikan permukaan laut secara eksponensial. Penelitian ini menjadi seruan mendesak untuk tindakan mitigasi dan adaptasi yang lebih ambisius, serta pengakuan bahwa dampak perubahan iklim akan terus dirasakan, bahkan jika target pemanasan global tercapai.

Konsekuensi yang dapat terjadi antara lain:

  • Pengungsian Massal: Jutaan orang yang tinggal di wilayah pesisir berisiko kehilangan tempat tinggal akibat banjir dan erosi.
  • Krisis Kemanusiaan: Pengungsian massal dapat memicu krisis kemanusiaan, termasuk kekurangan makanan, air bersih, dan tempat tinggal.
  • Ketegangan Sosial dan Politik: Migrasi besar-besaran dapat menyebabkan ketegangan sosial dan politik di daerah tujuan pengungsi.
  • Kerusakan Infrastruktur: Kenaikan permukaan laut dapat merusak infrastruktur penting seperti pelabuhan, jalan, dan jaringan listrik.
  • Kerugian Ekonomi: Dampak perubahan iklim terhadap wilayah pesisir dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan.

Studi ini menggarisbawahi pentingnya kesadaran global dan tindakan kolektif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, berinvestasi dalam adaptasi, dan melindungi komunitas rentan dari dampak kenaikan permukaan laut.