Peningkatan Keamanan Istana Wakil Presiden di IKN: Pemasangan Kaca Anti Peluru Capai Tahap Signifikan
Peningkatan Keamanan Istana Wakil Presiden di IKN: Pemasangan Kaca Anti Peluru Capai Tahap Signifikan
Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) terus berlanjut dengan fokus pada penyelesaian berbagai proyek strategis, termasuk Istana Wakil Presiden (Wapres). Kantor yang nantinya akan ditempati oleh Gibran Rakabuming Raka ini menunjukkan kemajuan signifikan, dengan progres konstruksi mencapai 43 persen. Salah satu aspek penting dalam pembangunan ini adalah pemasangan kaca anti peluru, sebuah fitur keamanan canggih yang dirancang untuk melindungi pejabat negara dan staf.
Kepala Otorita IKN, Basuki Hadimuljono, menjelaskan bahwa struktur utama Istana Wapres telah selesai dan saat ini memasuki tahap arsitektural. Pemasangan kaca anti peluru telah mencapai 22 persen dari total yang direncanakan. Proyek tahap pertama ini meliputi pembangunan kantor Wapres, kediaman Wapres, kantor sekretariat Wapres, pendopo, masjid, serta fasilitas pendukung lainnya seperti mess Paspampres, area parkir, pos jaga, dan helipad. Penggunaan kaca anti peluru merupakan bagian dari standar keamanan ketat yang diterapkan pada bangunan-bangunan vital nasional.
Fitur Keamanan dan Desain Berkelanjutan
Kaca anti peluru yang dipasang di Istana Wapres dirancang untuk memberikan perlindungan maksimal terhadap berbagai ancaman fisik, termasuk serangan bersenjata. Material ini mampu menahan proyektil dari senjata api, sehingga menjamin keselamatan para pejabat negara yang bertugas di sana. Selain fungsi keamanan, kaca ini juga dirancang dengan teknologi canggih untuk meningkatkan efisiensi energi dan memberikan tampilan yang elegan, sejalan dengan konsep smart forest city yang diusung oleh IKN.
Selain Istana Wapres, Istana Negara juga dilengkapi dengan kaca anti peluru. Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk memastikan keamanan dan kenyamanan para pejabat negara dalam menjalankan tugas mereka.
Inspirasi Desain dari Budaya Lokal
Istana Wapres dibangun di atas lahan seluas 14,8 hektar dengan nilai proyek mencapai Rp 1,45 triliun. Desain bangunan ini mengusung konsep “Huma Betang Umai” (Rumah Panjang Ibu) yang terinspirasi dari budaya Dayak. Filosofi ini melambangkan peran ibu sebagai pengayom dan pelindung, serta mencerminkan konsep “Ibu Kota” dan “Ibu Pertiwi.”
Desain Istana Wapres mengintegrasikan elemen tropis kontemporer, hemat energi, dan material alami. Atap bangunan ini dilengkapi dengan panel surya untuk menghasilkan energi bersih, sementara lanskap hijau di sekitarnya mendukung konsep carbon negative. Dinding istana dilapisi dengan kayu ukiran karya seniman Jawa dan Bali, anyaman pisang, marmer, dan granit, serupa dengan desain Istana Negara. Kombinasi antara desain modern dan sentuhan budaya lokal menjadikan Istana Wapres tidak hanya sebagai pusat pemerintahan, tetapi juga sebagai simbol keberagaman dan keberlanjutan Indonesia.
Basuki Hadimuljono menargetkan proyek pembangunan Istana Wapres selesai pada Desember 2025. Dengan demikian, diharapkan pada saat itu Istana Wapres sudah dapat difungsikan untuk mendukung kegiatan pemerintahan di IKN.