MPR Ingatkan Presiden Prabowo Tentang Potensi Taktik Israel Dalam Konflik Palestina

Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid, menyampaikan peringatan kepada Presiden Prabowo Subianto terkait potensi taktik yang mungkin diterapkan Israel dalam konteks penyelesaian konflik dengan Palestina. Pernyataan ini muncul sebagai tanggapan atas kesediaan Prabowo untuk mempertimbangkan pengakuan terhadap Israel dan membuka hubungan bilateral, dengan syarat Israel mengakui kemerdekaan Palestina.

"Publik tentu berharap Presiden Prabowo tidak menjadi korban dari potensi taktik Israel," ujar HNW dalam keterangan persnya. Ia mencontohkan, jika Israel menyatakan dukungan terhadap kemerdekaan Palestina, dan Prabowo merespons dengan mengakui Israel serta membuka hubungan diplomatik, dikhawatirkan Israel akan kembali pada pola perilaku sebelumnya dengan melanggar komitmen dan melanjutkan tindakan agresi terhadap Palestina.

HNW menekankan bahwa Israel seringkali mengabaikan norma dan keputusan lembaga internasional, khususnya terkait penyelesaian konflik dengan Palestina. Ia merujuk pada putusan Mahkamah Internasional (ICJ) dan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) yang belum ditindaklanjuti oleh Israel. Selain itu, banyak resolusi PBB yang juga tidak dipatuhi. Israel juga dikenal karena seringkali mengingkari kesepakatan, termasuk kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas.

Belakangan ini, Israel bahkan berusaha memperluas pendudukan wilayah Palestina, tidak hanya menyerang dan menguasai Gaza, tetapi juga wilayah Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Oleh karena itu, HNW berharap Prabowo dapat memprioritaskan dukungan terhadap Palestina daripada menjalin hubungan bilateral dengan Israel.

"Beberapa negara Arab telah melakukan normalisasi hubungan dengan Israel dengan alasan untuk mewujudkan kemerdekaan Palestina. Namun, hasilnya justru Israel semakin merasa mendapat legitimasi untuk memperluas kekuasaan dan penjajahannya atas Palestina," kata HNW.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa Indonesia siap mengakui Israel sebagai negara berdaulat jika Israel mengakui Palestina. Pernyataan ini disampaikan dalam konferensi pers bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron di Jakarta.

"Indonesia telah menyampaikan bahwa begitu negara Palestina diakui oleh Israel, Indonesia siap untuk mengakui Israel dan membuka hubungan diplomatik," ujar Prabowo.

Prabowo juga menegaskan bahwa kemerdekaan bagi bangsa Palestina adalah satu-satunya jalan untuk mencapai perdamaian yang sebenarnya. Namun, ia juga menekankan pentingnya mengakui dan menjamin hak Israel untuk berdiri sebagai negara berdaulat dan negara yang keamanannya harus diperhatikan dan dijamin.