Mitos Keuntungan Menggiurkan Bisnis Parkir: Benarkah Semudah yang Dibayangkan?
Bisnis parkir seringkali dipandang sebagai ladang uang yang subur, dengan modal operasional minimal namun menghasilkan keuntungan berlimpah. Persepsi ini telah lama melekat di benak masyarakat, seolah bisnis ini adalah jalan pintas menuju kekayaan.
Namun, benarkah demikian adanya? Rio Octaviano, Ketua Indonesian Parking Association (IPA), memberikan pandangan yang lebih realistis mengenai dinamika bisnis parkir. Ia menegaskan bahwa anggapan tentang keuntungan besar yang selalu menyertai bisnis parkir legal tidak sepenuhnya akurat.
Menurut Rio, di balik gemerlap keuntungan yang tampak di permukaan, tersembunyi berbagai komponen biaya dan mekanisme pembagian hasil yang kompleks. Pengelola parkir harus menanggung serangkaian pengeluaran yang signifikan, yang secara substansial mengurangi margin keuntungan mereka.
"Ada potongan pajak yang cukup besar. Setelah dikurangi pajak, barulah didapatkan gross revenue. Dari angka ini, masih ada lagi potongan untuk biaya sumber daya manusia (SDM), biaya operasional, serta biaya perawatan dan harmonisasi alat-alat parkir yang memerlukan investasi awal," jelas Rio.
Lebih lanjut, Rio menjelaskan bahwa setelah semua potongan tersebut, barulah didapatkan net profit atau keuntungan bersih. Namun, perjuangan belum usai. Keuntungan bersih ini pun masih harus dibagi lagi, terutama jika pengelola parkir bekerja sama dengan pemilik lahan.
"Dalam skema net profit sharing, porsi keuntungan untuk pengusaha parkir seringkali lebih kecil dibandingkan dengan pemilik lahan. Bahkan, dalam beberapa kasus, pengelola parkir hanya menerima sebagian kecil dari keuntungan bersih yang dihasilkan," ungkap Rio.
Ia mencontohkan, pemilik lahan dapat menerima bagian keuntungan yang sangat besar, bahkan mencapai 95 hingga 99 persen dari net profit. Hal ini tentu saja berdampak signifikan pada keuntungan yang diterima oleh pengusaha parkir. Dengan demikian, Rio ingin mengoreksi persepsi publik yang terlanjur menganggap pengusaha parkir sebagai pihak yang selalu bergelimang uang.
Rio menekankan bahwa bisnis parkir bukanlah bisnis yang mudah dan menguntungkan seperti yang dibayangkan banyak orang. Di balik operasional yang tampak sederhana, terdapat struktur biaya dan pembagian hasil yang rumit, yang memerlukan pengelolaan yang cermat dan strategi yang tepat untuk mencapai keberhasilan.
Berikut rincian biaya yang harus ditanggung pengelola parkir:
- Pajak
- Biaya SDM (karyawan)
- Biaya operasional
- Biaya harmonisasi alat
Skema pembagian keuntungan dengan pemilik lahan:
- Pemilik lahan dapat menerima 95%-99% dari net profit