Temuan Auditor Kemenag: Nasi Berbau dan Akomodasi Tidak Layak Warnai Pelaksanaan Haji 2025

Pelaksanaan ibadah haji 1445 H/2025 M diwarnai dengan sejumlah temuan oleh Inspektorat Jenderal (Itjen) Kementerian Agama (Kemenag). Tim auditor yang diterjunkan langsung ke Arab Saudi melaporkan adanya permasalahan terkait konsumsi, transportasi, dokumen, akomodasi, hingga pelayanan terhadap jemaah lanjut usia (lansia).

Sebanyak 14 auditor dikerahkan ke tiga lokasi utama, yakni Makkah, Madinah, dan Jeddah, untuk melakukan pengawasan intensif. Irjen Kemenag Khairunas menjelaskan bahwa tim bekerja setiap hari dan melaporkan temuan langsung kepada Menteri Agama. "Kami bentuk tim pemantau total 17 orang. Terdiri dari 14 auditor, dua wakil penanggung jawab, dan satu penanggung jawab," ujarnya di Jakarta, Rabu (28/5/2025).

Permasalahan Konsumsi

Salah satu temuan yang menjadi sorotan adalah kualitas konsumsi jemaah haji. Tim auditor menemukan nasi yang berbau tidak sedap akibat penyimpanan yang kurang tepat. "Ada temuan nasi berbau goni, karena dicampur di karung goni dan plastik," ungkap Khairunas. Pihaknya segera menegur pihak katering dan juru masak untuk memperbaiki kualitas makanan.

Kendala Transportasi dan Dokumen

Selain konsumsi, masalah transportasi juga menjadi perhatian. Beberapa jemaah dilaporkan tersasar karena perbedaan syarikah yang membingungkan. Tim Itjen Kemenag langsung berkoordinasi dengan pihak transportasi untuk mencari solusi. Masalah lain yang ditemukan adalah keterlambatan penerimaan kartu Nusuk bagi jemaah yang hendak memasuki Makkah dari Madinah. Sebagai antisipasi, jemaah diimbau untuk memfotokopi paspor dan visa.

Akomodasi Tidak Layak dan Pelayanan Lansia

Dalam hal akomodasi, tim Itjen Kemenag menerima laporan mengenai kamar yang tidak layak huni dan tidak sesuai dengan kontrak. Bahkan, ada kamar yang tidak dilengkapi dengan perlengkapan kamar mandi. Tim telah memberikan rekomendasi untuk segera menangani laporan tersebut. Pelayanan terhadap jemaah lansia juga menjadi sorotan. Khairunas menegaskan bahwa pelayanan terhadap jemaah lansia harus diprioritaskan dan dievaluasi secara berkala.

Tindakan Korektif dan Evaluasi

Khairunas memastikan bahwa setiap temuan di lapangan segera ditindaklanjuti dengan tindakan korektif. Ia juga mengklaim bahwa belum ada kejadian luar biasa yang meresahkan selama pelaksanaan haji tahun ini. "Kejadian luar biasa belum ada. Kalaupun ada masalah, semuanya bersifat teknis dan bisa segera ditangani," tegasnya.

Tim Itjen Kemenag juga menemukan kasus jemaah lansia yang terpisah dari pendamping atau pasangan suami istri yang tidak berada dalam satu rombongan. Pihaknya mengusulkan penggabungan rombongan dan usulan ini segera ditindaklanjuti dengan surat edaran oleh PPIH Arab Saudi.

Secara keseluruhan, temuan Itjen Kemenag menunjukkan bahwa pelaksanaan ibadah haji tahun ini masih menghadapi sejumlah tantangan teknis. Namun, pihak Kemenag berjanji untuk terus melakukan evaluasi dan perbaikan demi meningkatkan kualitas pelayanan kepada jemaah haji.