Banjir Bekasi Rusak SMAN 21, Ujian PSAJ Ditunda, Siswa Terdampak Kesedihan dan Kerugian Belajar
Banjir Bekasi Rusak SMAN 21, Ujian PSAJ Ditunda, Siswa Terdampak Kesedihan dan Kerugian Belajar
Bencana banjir yang melanda Kelurahan Jatirasa, Kecamatan Jatiasih, Bekasi pada Selasa, 4 Maret 2025, telah menimbulkan dampak signifikan terhadap kegiatan belajar mengajar di SMAN 21 Bekasi. Sekolah tersebut terendam banjir, mengakibatkan kerusakan yang cukup parah pada sejumlah fasilitas penting, dan memaksa penundaan ujian Penilaian Sumatif Akhir Jenjang (PSAJ) untuk kelas XII. Kondisi ini telah memicu kesedihan dan kecemasan di kalangan siswa yang tengah mempersiapkan diri menghadapi ujian penentu kelulusan mereka.
Kerusakan yang ditimbulkan banjir meliputi ruang kelas, meja, kursi, papan tulis, dan bahkan komputer sekolah. Halaman sekolah pun tak luput dari dampak bencana alam ini, tertutupi lumpur tebal sisa banjir yang menyulitkan kegiatan pembersihan. Ariyadi Mulya Ardi (18), siswa kelas XII SMAN 21 Bekasi, menggambarkan suasana pascabanjir dengan penuh keprihatinan. "Sedih karena banyak alat sekolah, alat guru, fasilitas seperti komputer rusak terendam, terus juga alat-alat kita belajar seperti meja dan kursi terendam," ujarnya saat ditemui di sekolah pada Senin, 10 Maret 2025. Ia bersama puluhan siswa lainnya bahu-membahu membersihkan lumpur dan puing-puing sisa banjir yang memenuhi sekolah mereka.
Upaya pembersihan sekolah yang dilakukan para siswa ini tak hanya sekadar membersihkan lingkungan fisik, melainkan juga menjadi bentuk penyaluran keprihatinan dan upaya penyelamatan aset sekolah. Namun, beban kesedihan mereka semakin bertambah ketika pihak sekolah memutuskan untuk menunda pelaksanaan ujian PSAJ yang semula dijadwalkan pada 10-24 Maret 2025. Keputusan ini diambil mengingat kerusakan fasilitas sekolah yang cukup signifikan dan mengganggu proses pembelajaran. Ujian PSAJ kini dijadwalkan ulang pada 9 April 2025, sebuah penundaan yang menimbulkan dampak psikologis bagi para siswa kelas XII yang telah mempersiapkan diri berbulan-bulan.
David Ramadhani (18), siswa kelas XII lainnya, mengungkapkan kekecewaan yang mendalam atas kejadian ini. "Senangnya sih enggak ada. Kalau jujur-jujuran, enggak ada senangnya. Siapa sih orang yang senang sekolahnya banjir?" ujarnya. Meskipun penundaan ujian memberikan waktu belajar tambahan, namun hal ini tak mampu menghapuskan rasa kecewa dan kehilangan yang dirasakan para siswa akibat kerusakan fasilitas sekolah dan terganggunya proses belajar mengajar mereka.
Sebanyak 278 siswa kelas XII SMAN 21 Bekasi terdampak langsung oleh penundaan ujian ini. Mereka harus menghadapi tantangan baru dalam proses belajar mengajar di tengah kondisi sekolah yang belum pulih sepenuhnya. Pihak sekolah diharapkan mampu menyediakan solusi yang tepat agar proses belajar mengajar dapat kembali normal dan para siswa dapat fokus mempersiapkan diri untuk ujian PSAJ yang telah dijadwalkan ulang. Peristiwa ini juga menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam dan pentingnya perlindungan terhadap aset pendidikan.
Daftar Kerusakan Fasilitas Sekolah:
- Ruang kelas
- Meja dan kursi
- Papan tulis
- Komputer
- Lingkungan sekolah (tertutup lumpur)